MEDAN - Melihat bencana gunung
Sinabung kerap kali meletus, Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Komunikasi Pembangunan (BEM STIK-P) menggelar kelas foto jurnalistik bencana
alam dan rawan konflik bertajuk The Journalism Literacy Photo
Reporting Programme "The Unexpected Disaster" di kampus
STIK-P Jalan SM Raja, Selasa, (9/7/2019) malam.
"Tujuan acara ini agar
mahasiswa khususnya jurusan jurnalistik mampu memperkuat metode dan dorongan
terhadap penanganan bencana," kata Penyahatan Siregar selaku ketua
panitia.
Sementara itu, Bea Wiharta yang
juga sebagai pemateri Independent Photojournalist bencana dan
rawan konflik ini mengatakan, sebelum melakukan pemotretan bencana alam ada
tiga hal yang paling penting dan hurus dibawa.
"Sebelum pemotretan bencana
alam, saya mencoba menulis list kebutuhan yang akan dibawa. Pertama, alat-alat
seperti baterai, kamera, dan laptop. Kedua, pakaian selama beberapa hari kita
disana. Dan ketiga, bekal makanan yang harus kita perkiraan selama 3 hari
kedepan. Sebab, saya tidak mau mencoba merepotkan orang yang saya masuk ke
daerah itu." ujar Bea Wiharta.
Lebih lanjut dijelaskan Bea
Wiharta, Saat ditugaskan ke daerah konflik, seorang fotografer itu harus
memiliki mental baja. Terlebih, saat mendengar suara-suara tembakan.
"Sebelum terjun ke lapangan,
kita harus mengenali jenis suara senjata saat kondisi perang. Kita juga
belajarnya langsung dari veteran tentara. Selain itu, hal yang paling rumit
diterdeteksi ialah bom bunuh diri," jelas mantan fotografer Reuters ini.
Namun, kegiatan yang berlangsung
selama 2 jam tersebut mendapatkan respon positif dari pihak Pewarta Foto
Indonesia (PFI) Medan yang selalu peka terhadap bencana.
"Saya rasa dengan adanya
kegiatan ini sangat Mengedukasi fotografi jurnalistik terutama tentang
kebencanaan karena di Sumut ini masih daerah yang rawan bencana apalagi di
gunung Sinabung masih kondisi siaga," ujar ketua PFI Medan, Rahmad
Suryadi.
Editor: Tri Ayu Andani Nasution
Posting Komentar untuk "Foto Bencana Alam, Ada 3 Hal yang Perlu Dibawa"