Penjelasan Lengkap dan Contoh T.O.R (Term of Reference) Jurnalisme Investigasi
Fellowship Investigasi untuk Jurnalis: Jurnalisme Investigasi untuk Pengurangan Kerusakan Hutan
LATAR BELAKANG
Seperti kita tahu, di hutan tak cuma ada pohon-pohon
besar saja, tetapi terdapat juga berbagai makhluk hidup yang berkembang biak di
dalamnya, termasuk air, tumbuhan, dan hewan. Makhluk-makhluk itu berkelindan
menjelma ekosistem. Tumbuhan membuka jalan agar hewan dan manusia bisa hidup.
Awal terciptanya semesta, lumut menyedot gas karbon dioksisa yang menyebabkan
udara di Planet Bumi mendingin dan gas karbon dioksida berkurang. Tumbuhan juga
menyediakan oksigen dan makanan bagi hewan dan manusia. Akar tumbuhan mengikat
air hujan. Air hujan disimpan di dalam tanah oleh akar tumbuhan. Karena
tumbuhan itulah, di daratan tercipta banyak mata air dan sungai. Selain itu,
hutan pun menyediakan banyak manfaat bagi manusia, termasuk menyediakan obat
yang berkhasiat.
Kebutuhan dan keinginan manusia yang terus berkembang
menjadikan dunia kian sesak oleh anak keturunan manusia yang menyebar ke
seluruh permukaan bumi. Karena perut dan impian butuh digenapi, maka manusia
pun mengeksplorasi alam semesta, termasuk hutan, sehingga tumbuhan dan hewan
semakin tersingkir tempat tinggalnya. Apa yang akan terjadi jika hutan
berkurang? Tentu saja sumber makanan manusia akan berkurang. Jumlah gas karbon
dioksida akan kembali meningkat.
Berbagai
permasalahan tata kelola lingkungan di Indonesia telah menyebabkan kerusakan
hutan (deforestasi) semakin meluas dan terus berlanjut. Hampir setiap saat
akibat tata kelola lingkungan yang tidak bertanggungjawab telah menimbulkan
risiko, ancaman dan gangguaan pada keseimbangan lingkungan dan akhirnya
membahayakan kehidupan manusia di Indonesia.
Untuk mengatasi masalah ini dibutuhkan upaya kerjasama
seluruh komponen masyarakat Indonesia baik pemerintah, swasta dan unsur
masyarakat sipil (civil society organization / CSO) untuk mengawasi masalah
tata kelola lingkungan seperti pemberian ijin pengelolaan hutan, konversi ke
lahan perkebunan sawit, dan pertambangan, pemanfaatan sumber daya alam yang
seimbang dan berkelanjutan, dsbnya.
Kita diingatkan akan pentingnya hutan. Kita diimbau untuk
mengerem kebutuhan kita agar hutan tidak dibabat untuk tempat tinggal,
perkebunan, dan pertambangan. Kita harus mengubah gaya hidup kita agar masa
depan udara, air, makanan, dan obat manusia tetap ada.
Media
sebagai komponen masyarakat sipil memiliki peran strategis dan penting untuk
mendukung upaya pengawasan tata kelola lingkungan yang baik dan berkelanjutan.
Namun selama ini belum menunjukkan upaya yang maksimal dan efektif.
Kelemahan
media dalam menyajikan informasi yang mendalam, akurat, bermutu dan berimbang
tentang tata kelola lingkungan disebabkan karena tidak banyak jurnalis dan
organisasi media yang memiliki perhatian dan pemahaman terhadap isu ini.
Lemahnya kemampuan teknik jurnalistik yang profesional dan posisi media yang
seringkali juga terlibat dalam berbagai konflik kepentingan lokal semakin
membuat minimnya laporan bermutu dan independen tentang pengelolaan hutan,
tambang, dan perkebunan yang bisa diakses oleh masyarakat.
Oleh
karena itu, kemampuan dan kesempatan bagi jurnalis dan media perlu didorong dan
ditingkatkan untuk bisa melengkapi sinergi kerja bersama masyarakat sipil
mewujudkan tata kelola lingkungan yang baik. Jaringan Jurnalistik Ikom untuk Jurnalisme
Investigasi berinisiatif mengadakan kegiatan fellowship untuk jurnalis ini
didukung oleh Ilmu Komunikasi
Foundation dalam program PEDULI
ALAM.
TUJUAN KEGIATAN
1. Meningkatkan peran media dan jurnalis
khususnya jurnalis lokal dalam mendukung terciptanya tata kelola lingkungan
yang akuntabel, transparan dan berkelanjutan.
2. Terbentuknya kerjasama antara jurnalis dan
CSO dalam mendukung tata kelola lingkungan yang lebih baik ke depannya.
3.
Hasil
liputan jurnalis dapat dipergunakan untuk kepentingan advokasi oleh para CSO
lokal.
TEMA PELIPUTAN
Jurnalisme
Investigasi tentang Isu Lingkungan untuk pengurangan deforestasi di Indonesia
(terkait dengan masalah illegal logging, atau masalah konversi hutan ke lahan
sawit, atau masalah deforestasi akibat adanya aktivitas pertambangan).
Beberapa
tema yang bisa dipilih:
1. Transparansi melalui akses informasi dan
akuntabilitas publik melalui pengawasan bersama
2. Perbaikan pembuatan kebijakan
(aturan/regulasi, perizinan, dsb.)
3. Penegakan hukum (industri
ekstraktif-tambang, hutan dan kebun-sawit)
4.
Pengelolaan
hutan berbasis masyarakat (Wilayah Kelola Masyarakat/WKM dan Perhutanan sosial
yang di dalamnya salah satunya mencakup Hutan Adat)
HASIL AKHIR/OUTPUT
Peserta
akan membuat satu liputan dari satu tema besar yang dipilih. Hasil liputan akan
dimuat di media masing-masing peserta dan/atau di website Jurnalistik.
KETENTUAN FELLOWSHIP
Pelatihan
dan pendampingan jurnalis ini menyediakan fellowship kepada 16 peserta
pelatihan yang layak dan lolos seleksi. Fellowship berupa bimbingan mentor dan
bantuan dana untuk melakukan liputan investigasi masalah lingkungan terkait
dengan persoalan deforestasi di Indonesia.
Berikut
beberapa persyaratan peserta fellowship:
1. Terbuka untuk jurnalis media cetak lokal,
koresponden media cetak nasional, dan jurnalis media online di provinsi sebagai
berikut: Aceh, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat,
Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Tengah.
2. Tertarik pada isu lingkungan dan pernah
melakukan liputan terkait isu lingkungan di daerahnya.
3. Pengalaman bekerja sebagai jurnalis
minimal 3 tahun.
4. Kami mendorong jurnalis perempuan ikut
dalam program ini.
5. Bersedia berkomitmen mengikuti fellowship
dan menyelesaikan seluruh tugas yang dibebankan, termasuk laporan keuangan dan
kegiatan.
6. Jurnalis yang berminat harus membuat
rencana atau proposal liputan dengan tema Pengurangan Kerusakan Hutan di Indonesia.
Penyusunan proposal harus melibatkan data yang dimiliki oleh CSO setempat.
Proposal diserahkan kepada panitia melalui e-mail info@jurnalistik.id atau pos ke alamat:
Jl. Williem Iskandar
No. 13
Jakarta, 13120, paling lambat 20
Februari 2019.
Rencana
peliputan setidaknya harus berisi:
1. Latar
belakang masalah lingkungan yang hendak diangkat yang mencerminkan persoalan
yang dihadapi di wilayah anda.
2. Penjelasan
mengapa masalah ini penting untuk diangkat oleh anda.
3. Gambaran
daftar narasumber yang akan ditemui untuk liputan ini.
Data / dokumen apa yang
dibutuhkan untuk liputan ini:
1. Skop
liputan (luas wilayah yang hendak diliput) dan perkiraan anggaran yang
dibutuhkan untuk peliputan.
2. Rencana
kerja atau timeline peliputan.
3.
Setiap
rencana peliputan diajukan oleh satu jurnalis. Satu peserta bisa mengirimkan
beberapa usulan liputan. Keikutsertaan jurnalis dalam fellowship ini harus
diketahui dan disetujui pemimpin redaksi atau kepala biro daerah masing-masing
dan dibuktikan secara tertulis. Surat persetujuan dari pemimpin redaksi atau
kepala biro sekaligus menjelaskan kesediaannya untuk memuat hasil liputan
peserta fellowship.
4. Setiap proposal akan diseleksi berdasarkan
menarik tidaknya angle yang diajukan, kuat tidaknya dokumen/data awal yang
dimiliki dan mungkin tidaknya peliputan itu diselesaikan dalam tenggat waktu
yang tersedia. Mentor akan memeriksa anggaran liputan yang diajukan dan
menentukan jumlah yang disetujui sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
masing-masing peserta.
ALUR KEGIATAN
1. Proposal liputan yang dikirimkan ke JURNALISTIK-PPMN akan diseleksi oleh
para mentor fellowship. Enam belas proposal jurnalis dengan rencana peliputan
terbaik akan diundang mengikuti pelatihan di Jakarta.
2.
Sebanyak
16 peserta fellowship yang terpilih akan mengikuti pelatihan di Jakarta / Bogor
selama 4 hari. Pelatihan akan memperkenalkan tentang isu-isu dalam jurnalisme
lingkungan khusus yang terkait dengan masalah deforestasi.
3.
Pada
penghujung pelatihan, setiap peserta akan mempresentasikan kembali proposal
liputan yang sudah dipertajam untuk diseleksi kembali. Panitia akan memilih
sejumlah proposal terbaik untuk memperoleh bimbingan/mentoring dan biaya
peliputan. Hanya peserta yang terseleksi yang akan mengerjakan liputan di bawah
koordinasi panitia dan dibimbing mentor. Mentoring dilakukan melalui tatap muka
maupun melalui e-mail.
MENTOR FELLOWSHIP
Para
mentor/trainer yang adalah jurnalis senior dan berpengalaman yang akan memandu
pelatihan serta akan bekerja secara efektif untuk menyeleksi para peserta.
Mentor juga akan bekerja menjadi editor dan koordinator liputan hingga proses
liputan peserta secara bersama selesai.
Jadwal
Kegiatan
22
Maret 2 Mei 2019
: Pendaftaran peserta
3-4 Mei 2019 : Penjurian/seleksi
peserta terpilih
17- 20 Mei 2019 : Pelatihan (peserta
datang sehari sebelum & pulang sehari setelahnya)
21
Mei-12
Agustus 2019
: Liputan dan mentoring
21
Mei-12
Agustus 2019
: Pemuatan hasil liputan
27
Juli-28
Juli 2019
: Pertemuan evaluasi program di Jakarta
PENUTUP DAN INFORMASI
Demikian
kerangka acuan kegiatan ini disusun sebagai panduan pelaksanaan kegiatan.
Formulir biodata peserta, serta surat persetujuan pemimpin redaksi/kepala biro
dapat diunduh di website.
Terima kasih.
Panitia
Pelaksana
Kegiatan
(Jurnalistik IKOM)
Posting Komentar untuk "Penjelasan Lengkap dan Contoh T.O.R (Term of Reference) Jurnalisme Investigasi"