Resume Sejarah Peradaban Islam, Singkat, Jelas, dan Mudah Dimengerti
PUSAT-PUSAT
PERADABAN ISLAM
A.
BAGHDAD
Kota
Baghdad didirikan oleh khalifah Abbasiyah kedua, Al Manshur (754-755 M) pada
tahun 762 M. Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan
kebangkitan ilmu pengetauan dalam islam. Setelah masa Al-Manshur, kota Baghdad
menjadi lebih masyhur lagi karena perannya sebagai pusat perkembangan peradaban
dan kebudayaan islam. Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada zaman pemerintaan
Khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M) dan anaknya Al-Ma’mun (813-833 M). Baghdad
ketika itu menjadi pusat peradaban dan kebudayaan yang tertinggi di dunia. Ilmu
pengetauan dan sastra berkembang sangat pesat. Banyak buku filsafat yang
sebelumnya dipandang sudah mati dihidupkan kembali dengan diterjemahkan kedalam
bahasa Arab. Khalifah Al-Ma’mun memiliki
perpustakaan yang dipenuhi dengan beribu-ribu buku ilmu pengetahuan.
Perpustakaan itu bernama Bait al-hikmah.
Disamping
itu, banyak berdiri akademi, sekolah tinggi, dan sekolah biasa yang memenuhi
kota itu. Dalam bidang sastra, kota Baghdad terkenal dengan hasil karya yang
indah dan digemari orang. Diantara karya sastra yang terkenal ialah Alif Lailah
wa Lailah, atau kisah seribu satu malam. Di kota Baghdad ini, lahir dan muncul
para saintis, ulama, filosof, dan sastrawan Islam yang terkenal.
Dalam
bidang ekonomi, perkembangannya berjalan seiring dengan perkembangan politik.
Pada masa Harun Al-Rasyid dan Al-Mamun, perdagangan dan industri berkembang
pesat. Semua kemegahan, keindaan, dan kehebatan kota Baghdad itu sekarang sudah
lenyap, setelah kota ini dibumihanguskan oleh tentara mongol dibawah
pimpinan Hulagu khan tahun 1258 M. Semua
bangunan kota, termasuk istana emas tersebut dihancurkan. Pasukan mongol itu
juga meruntuhkan perpustakaan dan membakar buku-buku yan terdapat di dalamnya.
Pada tahun 1400 M, kota ini diserang pula oleh pasukan Timur Lenk, dan tahun
1508M oleh tentara kerajaan Safawi.
B.
KAIRO (MESIR)
Kota
Kairo dibangun pada tanggal 17 Syaban 358 /969 M oleh panglima perang dinasti
Fathimiah yang beraliran Syi’ah. Jawhar Al-Siqili, atas perintah Khalifah
Fathimiyyah, Al-Mu’izz Lidinillah (953-975 M).
Setelah
pembanunan kota Kairo rampung lengkap dengan istananya, Al-Siqili mendirikan
masjid Al-Azhar, 17 Ramadhan 359 H (970
M). Masjid ini berkembang menjadi sebuah universitas besar yang sampai sekarang
masih berdiri megah.
Kota
yang terletak di tepi Sungai Nil ini mengalami tiga kali masa kejayaan, yaitu
pada masa Dinasti Fathimiah di masa Shalah Al-Din Al-Ayyubi dan dibawa Baybars dan Al-Nashir
pada masa dinasti Mamalik. Periode Fathimiah dimulai dengan Al-Mu’izz dan
puncaknya terjadi pada masa pemerintahan
anaknya, Al-Aziz. Selama pemerintahan Mu’izz dan tiga orang pengganti
pertamanya, seni dan ilmu mengalami kemajuan besar.
Al-Mu’izz
melaksanakan tiga kebijaksanaan besar, yaitu pembaharuan dalam bidang
administrasi, pembangunan ekonomi, dan toleransi beragama (juga aliran). Dalam bidang Administrasi, ia
mengangkat seorang wazir (menteri) untuk melaksanakan tugas-tugas kenegaraan.
Dalam bidang ekonomi, ia memberi gaji khusus kepada tentara, personalia istana,
dan pejabat pemerintahan lainnya. Dalam bidang agama, di Mesir diadakan empat
lembaga peradilan, dua untuk mazhab syi’a dan dua lagi untuk mazhab sunni.
Al-azizz kemudian mengadakan program baru dengan mendirikan masjid-masjid,
istana, jembatan, kanal-kanal baru.
Pada masa
pemerintahan Al-Hakim (996-102 M),
didirikan Bait al-Hikmah,
terinspirasi dari lembaga yang sama yang didirikan oleh Al-Ma’mun di Baghdad.
Lembaga ini juga merupakan pusat pengkajian astronomi, kedokteran dan
ajaran-ajaran Islam terutama Syi’ah.
Pada
masa-masa selanjutnya, dinasti Fathimiah mulai mendapat gangguan-gangguan politik. Ketika jayanya, di Kairo terdapat
lebih kurang 20.000 toko milik khalifah,
penuh dengan barang-barang dari dalam dan luar negeri. Dinasti Fathimiah
ditumbangkan oleh dinasti Ayyubiah yang didirikan oleh Shala Al-Din, seorang
pahlawan Islam terkenal dalam Perang Salib. Ia tetap mempertahankan
lembaga-lembaga ilmiah yang didirikan oleh dinasti Fathimiah tetapi mengubah
orientasi keagamaannya dari Syi’ah kepada Sunni.
Kekuasaan
Dinasti Ayyubiah di Mesir diambil alih oleh Dinasti Mamalik. Dinasti ini mampu
mempertahankan pusat kekuasaannya dari serangan bangsa mongol dan mengalahkan
tentara mongol itu di Ayn Jalut di bawah
pimpinan Baybars. Sebagaimana Shalah Al-Din, ia juga pahlawan Islam terkenal
dalam Perang Salib. Kairo menjadi satu-satunya pusat peradaban Islam yang
selamat dari serangan mongol. Pada tahun 1517 M, dinasti ini dikalahkan oleh
kerajaan Usmani yang berpusat di Turki dan sejak itu Kairo hanya menjadi ibu
kota provinsi dari kerajaan Usmani tersebut.
C.
ISFAHAN (PERSIA)
Isfahan
adalah kota terkenal di Persia, pernah menjadi ibu kota Kerajaan Safawi. Kota
ini, sebelum berada di bawah kekuasaan Kerajaan Safawi, sudah beberapa kali
mengalami pergantian penguasa: Dinasti
Samani tahun 301 H/913 M, kemudian direbut oleh Mardawij tahun 316 H/928 M dan
memerdekaan diri dari kekuasaan Baghdad. Setelah itu, jatuh ke tangan penguasa
Bani Buwaih dan pada tahun 421 H/1030 M direbut oleh Mahmud Al-Ghaznawi,
penguasa dinasti Ghaznawiah. Dari penguasa Ghaznawia ini, Isfahan lepas ke
tangan penguasa Seljuk dan dijadikan sebagai tempat tinggal Sultan Maliksyah.
Di awal abad ke-6 /12 M, di kota ini Syi’a Ismailiah banyak memperoleh
pengikut.
Pada tahun 625 /1228 M, terjadi pertempuran besar disini, ketika
tentara mongol datang menyerbu negeri-negeri Islam dan menjadikan Isfahan
sebagai salah satu bagian dari wilayah kekuasaan Mongol itu. Ketika Timur Lenk menyerbu negeri-negeri Islam. Kota ini ikut jatuh ke tangannya tahun 790 H/1548 M. setelah itu, kota ini
dikuasai oleh Kerajaan Usmani tahun 955 H/1548 M dan pada tahun 1134 H/1721,
terjadi pertempuran antara Husein Syah, raja Safawi dengan Mahmud Al-Afghani, yang
menakhiri riwayat kerajaan Safawi sendiri.
Ketika
raja Safawi, Abbas I, menjadikan Isfahan sebagai ibu kota kerajaannya, kota ini
menjadi kota yang luas dan ramai denan penduduk. Kota ini, ketika berada
dibawah kekuasaan Kerajaan Safawi, dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari
tanah dengan delapan buah pintu. Di dalam kota banyak berdiri bangunan, seperti
istnana-istana, sekolah-sekolah, masjid-masjid, Menara-menara, pasar,
rumah-rumah yang indah, terukir rapi dengan warna-warna yang menarik. Masjid
Syah yang masih ada sampai sekarang yang didirikan oleh Abbas I merupakan sala
satu masjid terindah di dunia. Pintunya
dilapisi dengan perak. Disamping itu, juga ada lapangan dan tanaman yang
terawat baik dan menawan.
D. ISTAMBUL (TURKI)
Istambul
adalah ibu kota kerajaan Turki Usmani. Kota ini sebelumnya merupakan ibu kota
kerajaan Romawi Timur, yang bernama Konstantinopel. Konstantinopel sendiri
sebelumnya sebuah kota bernama Byzantium terletak di Selat Bosporus.
Konstantinopel bertahan seribu tahun kemudian sampai sultan Turki Usmani berasil
manaklukkannya tahun 1453 dan
menjadikannya sebagai ibu kota kerajaan yang baru.
Setelah
Muhammad Al-Fatih menjadikan Istambul sebagai ibu kota kerajaan Turki Usmani,
ia melakukan penataan hal-ihwal orang-orang Kristen Yunani (Romawi). Sebagai
ibu kota, di sinilah tempat berkembangnya kebudayaan Turki yang merupakan
perpaduan bermacam-macam kebudayaan . Bangsa Turki Usmani banyak mengambil
ajaran etika dan politik dari bangsa Persia. Dalam bidang kemiliteran dan
pemerintaan, kebudayaan Bizantium banyak mempengaruhi kerajaan Turki Usmani
ini.
Kekuasaan
tertinggi memang berada di tangan Sultan, tetapi roda pemerintahan dijalankan
oleh Sadr Al-Az’am (Perdana Menteri) yang berkedudukan di ibu kota. Dalam
bidang arsitektur, masjid-masjid yang dibangun disana membuktikan kemajuannya.
Gereja Aya Sophia, setelah penaklukan diubah menjadi sebuah masjid Agung yang
terpenting di Istanbul. Gambar-gambar makhluk hidup yang ada sebelumnya
ditutup, mihrab didirikan, dindingnya dihiasi dengan kaligrafi yang indah, dan
Menara-menara dibangun. Di samping masjid, para sultan juga mendirikan
istana-istana dan villa-villa yang
megah, sekolah, asrama, rumah sakit, panti asuan, penginapan, pemandian umum,
pusat-pusat tarekat dan sebagainya.
E. INDIA
Tahun 608/1211 M Delhi adalah Ibu Kota kerajaan- kerjaan Islam
di India. Letaknya di pinggir sungai Jamna. Delhi selain menjadi Ibu Kota juga
merupakan pusat Kebudayaan dan Perdaban Islam di anak benua India.
Sebelum Islam datang,
Delhi merupakan daerah kekuasaan Johan Rajput (58 9H/1193 M ). Setiap dinasti
Islam memperluas kota dengan mendirikan kota-kota baru. Semuanya dikenal dengan
“ Tujuh Kota Delhi”.Kota pertama adalah Kil’a Ray Pithora, Kota kedua bernama
Siri, sampai kota terahir bernama Syahjahanabad yang didirikan oleh Syeh Jehan
pada tahun (1628-1658 M).
Dinasti mamluk medirikan
sebuah menara setinggi 257 kaki bernama ‘Qutb
Manar’, yang berfungsi sebagai tempat azan, sebagai tugu kemenangan dan
sebuah masjid (Qutb Al- Islam).
Dinasti kalhji kemudian
menambahakan banguanan masjid dengan atap yang indah dan beberapa menara lagi.
Sedangkan di tahun 720 H/ 1320 M, raja pertama Dinasti Tughlug mendirikan
Tughlughabad, 8 km sebelah timur Kil’a Ray Pithora, yang kemudian dijadikan
sebagai pusat pemerintahan.
Delhi kemudian mengalami
kemerosotan setelah dihancurkan oleh taentara Timur Lenk. Kalau saja Timur Lenk tdiak mengahncurkan
kota Delhi, tentu akan banyak sekali bangunan mewah na Indah yang dapat
disaksikan. Delhi Islam sekarang adalah Delhi yanghyang dibangun kerajaan
Mughal.
F. ANDALUS/ SPANYOL
1. Kordova
Kordova
terletak di sebelah selatan lereng Gunung Sierra de Cordova dan di tepi sungai
Guadalquivir. Kordova adalah Ibukota
kerajaan Kristen Visighot. Pada tahun 711 M pada masa Khalifah Al- Walid ibn Abd
Al- Malik , dibawah pimpina Tariq ibn
Ziyad dan Musa ibn Nusair Spanyol ditakhlukkan oleh Islam.
Pada tahun 756 M, kota ini menjadi Ibu Kota dan pusat
pemerintahan Bani Umayyah di Spanyol oleh Abd.Al- Rahman Al- Dakhil. Kekuasaan
ini berlangsung sekitar 200 tahun. Dari 756-1031 M. Sebagai Ibu kota
pemerintahan, Kordova di masa Bani Umayyah mengalami banyak perkembangan pesat.
Kordova jug aterkanal sebagai pusat kerajinan- kerajianan barang dari perak,
sulam-sulaman dari sutera dan kulit yang mempunyai bentuk khusus.
Tahun 1236 M, Kordova
direbut oleh tentara Kristen dibawah pimpinan Ferdinand III dari Castilla.
Setelah itu, supremasi Islam di Kordova mengalami kemunduran.
Kordova jug pada masa itu
menjadi puat Ilmu penegetahuan, sejakl berdirinya universitas Cordova. Di
Kordova juga erdapat sebuah perpustakaan besar yang mempunyai koleksi buku
sekitar 400.000 judul. Kemajuan ilmu pengetahuan di Kordova tak lepas dari
peran Abd Al- Rahman Al- Nasir dan Anaknya Al- Hakam. Pada masa merekalah
dianamakan masa keemasan ilmu pengetahuan dan sastra di Spanyol Islam. Pada
masa Al- Hakam juga di Kordova terdapat 491 masjid dan 900 pemandian umum.
Karena air di kota ini tidak dapat diminumm, penguasa muslim mendirikan saluran
Air pegunungan yang panjangnya 80 km. Namun pada tahun 976, beliau meninggal
dunia.
2. Granada
Granada
terletak di tepi sungai Genil dikaki Gunung Sierra Nevada, berdekatan dengan
pantai laut Mediterania (laut Tengah). Granada semula tempat tinggal orang
Iberia, kemudian menjadi kota orang romawi, dan baru terkenal setelah berada
ditangan orang-orang Islam tepatnya ketika berada dibawah kekuasaan Tariq ibn
Ziyad dan Musa ibn Nushair tahun 711 M. Dulu Granada disebut Andalusia atas.
Pada
tahun 1031 M bani Umayyah mengalami kemunduran dalam jangka waktu 60 tahun.
Granada diperintah oleh dinasti setempat yaitu dinasti Zirids. Setelah itu
Granada jatuh ketangan Murabithun, sebuah dinasti Barbar Afrika Utara sejak tahun 1090-1149 M.
Di
abad ke-12, granada menjadi lota besar kelima di Spanyol. Penduduknya campuran
dari berbagai bangsa, Arab, Barbar, dan penganut tiga agama besar Yahudi,
Islam, Kristen.
Sejak abad ke-13, Granada
diperintah oleh dinasti Nasrid selama kurang lebih 250 tahun. Pada masa itulah
diabangun istana Al- Ahmbra ,yang berarti merah. Pada masa pemerintahan
Muhammad V (1354-1391 M). Granada mencapai puncak Kejayaannya baik arsitektur
maupun politik. Menjelang akhir abad ke-15 pemerintahan menjadi lemah akibat
perpecahan keluarga. Tahun 1942, kota ini jatuh ketangan penguasa Kristen, raja
Ferdinan dan Isabella. Selanjutnya tahun 1620 orang-orang Islam diusir dari
kota ini oleh oenguasa kristen.
G. SAMARKAND DAN BUKHARA (TRANSOXANIA)
Di Transoxania terdapat dua kota penting,
tempat peradaban Islam pernah berkembang dengan pesat, yaitu Samarkand terletak
disebelah selatan sungai Al- Saghad . Menurut riwayat-riwayat tertua samarkand
dibangun oleh Isksandar. Setelah tahun 323 M, kota ini menjadi bagian dari
sebuah kekuasaan yang berpusat di Bactria. Riwayat bakar Islam juga tak kalah
panjang, kota ini diperkirakan sudah ada saat Iskandar datang kesana. Dilihat
dari bangunan-bangunan kuno, pengaruh persia sudah lama tertanam disana.
Pengaruh Cina juga besar, terukti adanya tempat Ibadah Budha.
Setelah kebangkitan yang
gemilang, Islam mulai berusaha berekspansi, namun gagal. Ahirnya pada saat
Qutaibah ibn Muslim dipimpin jadi Gubernur Khurasan Islam berhasil. Tahun 91 hijriah (709 M) Tharkun mengadakan
perjanjian damai dengan Qutaibah dan berjanji membayar jiziyah(pajak) kepada
pemerintah Islam di Damaskus, dibawah dinasti bani Umayyah. Namun, penduudk
negeri itu marah pada Tarkhun dan menurunkannya dari kekuasaannya. Posisinya
diganti oleh Ikhsyis Ghurik. Qutaibah berhasil memaksa Ikhsyis untuk menerima
perjanjian itu di tahun 93 H/712 M.
Pada tahun 204 H/ 819 M,
Al- Ma’mun, khalifah dari dinasti Abbasyah yang berpusat di Baghdad,
menyerahkan urusan pemerintahan Transoxiana, khususnya Samarkand dan Bukara
pada Asad ibn Saman. Sejak berada dibawah kekuasaan samaniah, dua kota tersebut
menjadi makmur dan masyarakatnya hidup sejahtera. Sekalipun ibukota pindah ke
Bukhara. Samarkand tetap jadi kota penting. Karena menjadi pusat perdaganagan
dan kebudayaan Islam.
Penghasilan utama kota
Samarkand adalah kertas Samarkand yang terkenal. Sedangkan Bukhara terkenal
dengan perdagangan industri tenunnya. Di
Samarkand terdapat makam yang sangat terkenal yaitu makam Qasim ibn Abbas.
Sedangkan di Bakhara terdapat makam yang dikunjungi hingga sekarang yaitu Baha’ Al- Din Al- Naqsyabandi yang
wafat apada 8 H/ 14 M.
Setelah dinasti Samaniah
runtuh, Samarkand dan Bukhara jatuh ketangan dinasti Seljuk Sanjar tahun 495 H/
1102 M. Empat puluh tahun kemudian tepatnya tahun 536 H (1141 M) kota ini
direbut oleh Khawarizmsyah yang menjadikan Bukhara sebagai pusatnya. Tahun 606
H/1209 M Jengis khan mengepung kedua
kota ini, Bhakara yang pertama sekali tahun 616 H/ 1220 M. Setahun kemudian
menyerang Samarkand. Setelah sebagian penduduk dibunuh dna bangunan
dihancurkan, penduduk lain diperkenankan tinggal disana dibawah kekuasaan
Mongol.
Seratus Limapuluh tahun
kemudian, keadaan kota ini sangat menyedihkan. Rumah penduduk sangat sedikit
dikelilingi puing-puing . pada 771 H/ 1369 M kembali terjadi kebangkitan. Tahun
1917 berdirilah Uni Sonviet dimana Samarkand dan Bukhara menjadi bagian dari
Uni Soviet.
Posting Komentar untuk "Resume Sejarah Peradaban Islam, Singkat, Jelas, dan Mudah Dimengerti"