Puisi Elegi Malam Hari
Foto : freepik.com |
Oleh: Muhammad Fajar
Deru tekukur kala dini hari
Membelah gelap malam & embun pagi
Konsili bintang-bintang di langit,
Mengenang gugur dedaunan.
Bumi mengandung redup kecemasan,
Melahirkan elegi di tepi pantai kehidupan.
Debu jalanan menyibak gemerlap makna
Yang bersembunyi di balik batu-batu kota raya
Semenanjung dan karang menghiraukan jelaga
Bahtera risau manusia berlayar tinggalkan dermaga
Suram menyulam keadaan
Saat riuh kota karam di pusaka malam
Jurang memberi penuh ruang penderitaan
Mengendapkan butir kekalahan, butir kesalahan
Bisik-bisik dalam resonansi, kembali menghampiri.
Untuk apa hidup ini?
Untuk apa nyala api?
Ku sisir liturgi dalam diri
Menyeduh keluhan pada biji kopi
Terhempas di sisi getir
Menyerah pada lorong kepastian
Bernama "takdir".
Penulis: Muhammad Fajar - Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Posting Komentar untuk "Puisi Elegi Malam Hari"