Konsep Mengajarkan Alquran kepada Anak Sedari Dini
Oleh : Muhammad
Sholeh
DPL : DR. Salamuddin, S,Ag, M.A
Alquran adalah kitab suci umat Islam yang
menjadi pedoman hidup dan membacanya bernilai pahala. Alquran terdiri dari 114
surah, diawali dari surah Al-fatihah hingga surah An-Nas. Di dalam Q.S
Al-Baqarah ayat 2 telah disebutkan bahwa tidak ada keraguan di dalam
Alquran, sebagai petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Alquran juga dapat
menjadi syafa’at di akhirat kelak, apabila kita senantiasa membacanya ketika di
dunia.
Keutamaan
orang-orang yang belajar membaca alquran juga telah disebutkan Rasullulah
shallallahu ‘alahi wa sallam di dalam sabdanya:
خيركم
من تعلم القرآن وعلمه
“Sebaik-baik orang di antara kalian ialah mereka yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya” (HR. Bukhori)
Dari
hadist di atas, jelas kiranya bahwa baik belajar maupun mengajar Alquran
memiliki keutamaan yaitu menjadi orang-orang yang terbaik di sisi Allah
subhanahu wa ta’ala. Makna belajar Alquran disini bukan hanya belajar untuk
membacanya sesuai dengan kaidah tajwid yang benar saja, melainkan juga belajar
untuk memahami isi kandungan di dalamnya serta mengamalkannya.
Seperti
penjelasan dari Syaikh Muhammad Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah,
mengenai tiga tujuan diturunkannya Alquran.
فالقرآن
الكريم نزل لأمور ثلاثة: التعبد بتلاوته، وفهم معانيه والعمل به
“Alquran
diturunkan atas tiga tujuan: beribadah dengan membacanya, memahami makna dan
mengamalkannya”
Berdasarkan
kalimat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Alquran diturunkan berdasarkan
ketiga tujuan ini (menurut Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin) yaitu beribadah
apabila membacanya, beribadah apabila memahami maknanya, dan beribadah pula
apabila kita mengamalkannya.
Lalu
berapakah usia terbaik untuk memulai belajar membaca Alquran?
العلم في الصغر كالنقش علي
الحجر
“Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu.”
Maksud
ungkapan dari Ma’bad dari Hasan Al Basri di atas adalah seorang anak yang
belajar di waktu kecil, maka ilmu yang ia serap akan lebih lengket atau kuat
ingatannya. Hal ini disebabkan karena usia anak adalah usia dimana belum ada
beban dalam pikirannya. Ungkapan di atas memperjelas pentingnya belajar dimulai
sejak dini, terkhusus dalam mempelajari Alquran.
Dilansir
dari Kompas.com, seorang psikolog anak, mengungkapkan bahwa masa keemasan (golden age)
pertumbuhan anak dimulai sejak umur 0-5 tahun. Di umur ini,
anak-anak mampu menyerap ilmu dengan lebih cepat karena kondisi otak yang
berkembang mencapai 80 persen. Pada masa ini, anak memerlukan perhatian yang lebih
dari orangtuanya dari segala sisi. Tiga poin penting yang harus diperhatikan
orangtua yaitu (1) perhatian dan kasih sayang untuk memperkuatan ikatan batin
antara orangtua dan anak, (2) asupan gizi untuk perkembangan fisik anak dan
asupan ilmu untuk perkembangan kecerdasan anak, dan (3) berbagai stimulasi
untuk merangsang kemampuan anak dan mengetahui bakat atau potensi yang dimiliki
anak sejak dini.
Oleh sebab itu, usia yang paling dianjurkan untuk mempelajari Alquran
adalah sejak dini, sejak masa keemasan anak berlangsung, bahkan ada yang
mengatakan sejak anak masih berada dalam kandungan. Berikut adalah konsep
mengajarkan Alquran pada anak sedari dini.
1. Ketika janin masih di dalam rahim, saat itulah dimulai mengajarkan
Alquran. Caranya adalah sang ayah membacakan Alquran, lebih baik lagi ibunya
yang selalu membacakan Alquran setiap hari selama hamil. Hal ini karena janin
akan mendengar suara sekelilingnya walau masih berada di dalam rahim, melalui
plasenta. Suara sekeliling saja mampu didengarkannya, apatah lagi suara sang
ibu pemilik rahim. Mengajarkan Alquran pada janin juga dapat dilakukan dengan
cara memperdengarkan murottal para syeikh dari speaker atau ponsel.
2. Ketika anak telah lahir, biasakan juga mereka untuk mendengarkan
lantunan ayat suci Alquran baik dari murottal maupun dari kedua orangtuanya.
Jangan berikan mereka sentuhan suara musik, segala jenis gadget, ataupun
televisi dahulu. Karena itu dapat menganggu mereka dalam segi pembiasaan.
Mungkin mereka akan berpaling pada media-media yang lebih menarik pandangan
mereka ketimbang bacaan Alquran. Apabila anak sudah berpaling, akan sulit untuk
mengembalikan habitnya lagi dalam usaha mencintai Alquran.
3. Mengajarkan Alquran pada balita atau bayi dalam range umur
lima tahun kebawah adalah mengenalkan mereka pada huruf-huruf Alquran di buku
Iqra’. Karena pada umur ini, mereka masih belum stabil dalam pengucapan lafal
huruf-huruf Alquran. Anak bisa diajarkan oleh orangtuanya sendiri, atau dapat
diajarkan oleh guru ngaji Alquran.
4. Ketika anak sudah dibiasakan untuk terus mendengarkan bacaan Alquran,
memorinya akan terbentuk dan mudah dalam menghafalkannya. Bahkan anak akan
hafal dengan sendirinya tanpa diminta. Hal ini berbeda dengan anak yang sama
sekali belum mengenal bacaan Alquran, mereka perlu didiktekan dahulu ayat atau
surah dalam Alquran kemudian mengulang-ngulangnya, agar hafal.
5. Orangtua juga dapat mengajarkan anak Alquran dengan cara-cara yang menyenangkan, segar, dan tidak membosankan. Apalagi ketika anak berusia di atas lima tahun, dimana rasa ingin tahunya semakin meningkat. Itulah saat yang tepat dimana orangtua menjelaskan makna kandungan ayat di dalam Alquran, serta menceritakan kisah-kisah di dalamnya. Dengan cara ini, anak-anak juga dapat lebih mudah memahami dan menghafalkan Alquran.
6. Menumbuhkan semangat pada diri anak dalam mempelajari Alquran pada
masa sekarang ini bukanlah suatu yang gmpang. Apalagi ketika banyak anak yang
sudah terdampak dengan gadget dan televisi. Oleh karena itu, jagalah pergaulan
anak. Jangan sampai ia tergiur dengan apa yang disajikan orangtua lain pada
anak-anak mereka. Kuatkan pemahaman bahwa Alquran lebih special daripada
media-media tersebut.
7. Orangtua juga dapat memilihkan pendidikan Alquran terbaik pada
anak-anaknya terlebih dahulu sebelum pendidikan umum. Hal ini karena anak-anak
yang telah mengenal dan mempelajari Alquran lebih awal, terbukti lebih cerdas
disbanding anak-anak yang belum pernah dipoles sedikitpun dengan ilmu Alquran.
8. Orangtua dapat memberikan reward atau hadiah kepada
anak-anaknya setiap kali ia menunjukkan perkembangannya dalam mempelajari
Alquran. Penghargaan ini diberikan sebagai upaya orangtua untuk menjadikan
anak-anaknya semangat dalam belajar Alquran dan membakar semangat mereka dengan
api semangat yang berkobar-kobar.
Demikianlah penjelasan mengenai konsep mengajarkan Alquran pada anak sedari dini. Semoga bermanfaat untuk para pembaca dan semoga kita dapat mendidik anak-anak kita dengan Alquran, menjadikan mereka pencinta Alquran, dan keluarga kita menjadi keluarga yang Qur’ani, berkumpul kembali di Syurga dengan label ahlullah yakni keluarga Allah karena mencintai Alquran. Aamin Yaa Rabbal ‘aalamiin.
*Penulis
merupakan mahasiswa program studi Ilmu Alquran dan Tafsir yang sedang
melaksanakan KKN DR UIN-SU, Kelompok 60
Posting Komentar untuk "Konsep Mengajarkan Alquran kepada Anak Sedari Dini"