Masa Pandemi sebagai Ajang Melatih Diri untuk Mau Berbagi terhadap Sesama
Oleh : Sumandana Hasibuan
Salah satu dampak yang
dirasakan oleh banyak kalangan diantaranya yaitu dampak di bidang ekonomi.
Semenjak wabah pandemi Covid-19 ini menyerbu berbagai negara,
perekonomian menjadi tidak seimbang. Pasalnya wabah ini membuat banyak orang
harus berdiam diri di rumah demi menekan laju penyebaran virus ini. Akibatnya
banyak usaha yang terkena dampaknya. Mulai dari sepinya pengunjung hingga
terancam gulung tikar. Dampak paling signifikan dirasakan oleh para pekerja
yang banyak mengalami kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19 ini.
Dilansir di situs berita cnbcindonesia.com diperoleh data pekerja di bidang
sektor formal yang terkena PHK akibat wabah pandemi Covid-19 pada tanggal 27
Mei 2020 menyentuh angka 380.221 sedangkan untuk pekerja di bidang sektor informal
yang terkena dampak PHK dan dirumahkan akibat wabah pandemi Covid-19 menyentuh
angka 318.959 orang.
Berdasarkan data tersebut
dapat kita telaah bahwasanya akibat dampak wabah pandemi akan membuka peluang
besar banyak orang akan pengangguran. Terlebih lagi di masa-masa sulit seperti
ini di mana kebutuhan hidup harus terpenuhi membuat banyak orang berpikir keras
untuk dapat menyambung hidup di masa pandemi ini. Pengangguran semakin
meningkat dipicu banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan maupun penghasilan
menjadi tak menentu, membuat orang menjadi gelap mata atau bisa dibilang
melakukan segala cara demi mendapatkan uang apalagi manusia tersebut malas
untuk sholat. Dilansir dari berita kompas.tv menyakatakan kepolisian memberi
peringatan kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi
kejahatan di masa pandemi Covid-19 ini. Lebih lanjut lagi
berdasarkan penuturan Humas Polri, Brigjen Pol Argo Y, beliau mengatakan
bahwasanya tingkat kejahatan di masa pandemi ini akan meningkat. Beliau
mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati dan berusaha untuk tetap berada
di rumah sebisa mungkin dan menghindari daerah yang rawan aksi kejahatan
dilakukan.
Sebagaimana kewajiban seorang muslim yakni mendirikan salat. Nyatanya salat bukan hanya sebagai gerakan fisik yang membawa segudang manfaat bagi tubuh. Sebagaimana tertuang di dalam firman Allah swt yang berbunyi
Surah Al-Ankabut ayat 45
“Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar”. (QS. Al Ankabut:45
Sejalan dengan dalil di atas, ada hadis dari Abu
Hurairah dimana hadist tersebut juga relevan dengan dalil sebelumya. Abu
Hurairah pernah berkata bahwasanya ada orang yang pernah menemui Nabi saw,
kemudian ia mengatakan,
“Ada seseorang yang pernah
medatangi Nabis saw. Ia berkata,”Ada seseorang yang bisa shalat di malam hari
namun di pagi hari ia mencuri. Bagaimana seperti itu?”Beliau lantas berkata,
“Shalat tersebut akan mencegah apa yang ia katakan”. (HR.Ahmad 2:447)
Kemudian
kapan sebenarnya salat itu bisa mencegah diri dapat terhindar dari segala
perbuatan yang keji. Hal itu dijawab oleh salah satu tokoh agama, Syaikh
Muhammad bin Sholih Al Utsaimin Rahimahulla. Jawaban ini dilansir situs rumah
dakwah rumasyo, menurut Syaikh Muhammad salat dapat mencegah seorang manusia
terhindar dari segala perbuatan yang keji dan mungkat jika salat tersebut dilakukan
seseorang dalam bentuk yang sempurna. Dalam artian kesempurnaan itu wujud dari
kekhusyukan seseorang dalam mengerjalan salat. Hal ini relevan dengan
penjelasan Syaikh As Sa’di masih dilansir di situs rumah dakwah rumahsyo
bahwasanya bentuk sholat yang bisa mencegah perbuatan yang keji maupun yang
munkar dapat dilakukan dengan menyempurnakan salat baik dari segi rukun salat,
syarat salat dan berusaha untuk tetap khusyu’.
Untuk itu sebagai tandanya tandanya berhasilnya salat yang telah kita kerjakan dibuktikan dengan senantiasa mendekatkan diri untuk selalu berbuat baik dan menjauhi dari hal-hal yang dapat mencondongkan diri pada perbuatan maksiat. Ada banyak hal yang menjadi salah satu contoh bukti keberhasilan salat kita, diantaranya gemar melakukan amal-amal yang baik. Salah satunya melalui masa pandemi ini marilah kita mencoba berbagi terhadap sesama. Akhir-akhir ini kita diberitakan oleh seorang Bapak yang rela mencuri laptop demi anaknya belajarnya daring. Melansir dari berita radarlampung.co.id, seorang Bapak di Labuhanratu rela mencuri sebuah laptop demi membuat anaknya dapat belajar daring. Sedih. Pasalnya hari ini tidak semua anak dilahirkan oleh orang tua yang berkecukupan. Ada banyak anak di luar sana yang rela menjadi tulang punggung keluarganya. Belum lagi pendapatan orang tua di negeri ini tidak semuanya sama rata. Sehingga pembelajaran daring ini hanya bisa dilakukan anak-anak yang memiliki fasilitas belajar yang baik. Meskipun begitu disinilah peran kita untuk dapat berbagi terhadap sesama. Sebagaimana firman Allah taala yang berbunyi
Surah Al-Hadiid ayat 7
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS.Al-Hadiid:7)
Berdasarkan ayat ini sudah
jelas Allah memerintahkan kepada kita agar tidak pelit harta. Bahkan Allah tak
tanggung-tanggung memberikan balasan kepada manusia yang dermawan berupa pahala
yang besar. Sebenarnya ada hal-hal kecil yang dapat kita lakukan untuk menolong
saudara-saudara kita di masa pandemi, diantaranya :
Berbagila Rezeki Berupan Wifi Gratis
dan Ponsel Gratis Untuk Anak-Anak Yang Tidak Mampu
Dilansir dari web
jatim.suara.com seorang anak yang berasal dari Jawa Timur bernama Wahyu rela
menyebrangi sungai demi bisa melakukan pembelajaran daring disebabkan tidak
memiliki ponsel pintar. Meskipun ponsel tak ia miliki namun tidak pernah
menurunkan semangat anak ini untuk belajar. Bahkan ia rela berjalan kaki dan
menyebrangi sungai hanya demi belajar. Adakalanya kita untuk coba ketuk hati
untuk melihat nasib anak-anak bangsa. Di mana tidak semua anak mampu memiliki
ponsel.
Sebagaimana firman Allah pada surah Al-Hadiid diatas hendaknya kita berbagi dan menafkahkan sebagian harta kita. Jika kita diberikan kelebihan rezeki hendaknya di masa pandemi ini sebagai latihan diri untuk peduli terhadap sesama. Tidak meski dari hal-hal yang besar. Terkadang cukup menyediakan wifi gratis untuk dapat diakses anak belajar saja, anak sudah senang. Daripada sibuk menyenangi keinginan diri yang tiada habisnya, selagi Allah masih memberikan kita waktu maka berbagilah terhadap orang-orang miskin.
Berbagi Rezeki Meskipun Dalam Bentuk Yang Kecil
Akibat wabah ini banyak buruh
dan pekerja yang kehilangan pekerjaan sehingga pendapatan pun menjadi tidak
menentu lagi bahkan nyaris tidak berpenghasilan. Jika hari ini Allah masih
memberi kita kenikmatan rezeki hendaklah kita berbagi kepada sesama. Tidak
harus berupa hal yang besar. Ada banyak pertolongan yang dapat kita berikan
untuk mereka. Ketahuilah mereka juga berusaha mencari uang untuk menghidupi
keluarganya. Cobalah kita merasakan sulitnya menjadi mereka.
Maka dengan begitu hati kita
akan terketuk untuk menolong mereka. Kita bisa membantu mereka dengan
memberikan mereka beras untuk mereka makan. Karena bagi orang miskin dan susah
untuk sekadar makan saja sudah membuatnya bahagia. Bagi orang yang mau berbagi
pada sesama pada dasarnya ia percaya kalau harta itu adalah titipan yang
kapanpun bisa Allah ambil.
*Penulis
merupakan mahasiswa program studi Hukum Ekonomi Syariah yang sedang
melaksanakan KKN DR UIN-SU, Kelompok 42
Posting Komentar untuk "Masa Pandemi sebagai Ajang Melatih Diri untuk Mau Berbagi terhadap Sesama"