Meningkatkan Kesadaran terhadap Wabah Covid-19 melalui Pemanfaatan Media Sosial
Oleh : Ahmad Sobri Nasution
Wabah Covid-19 semakin hari kian memprihatinkan. Penyebaran virus corona secara global setiap hari terus bertambah. Berdasarkan data dari Worldometers per tanggal 1 Agustus 2020 total kasus Covid-19 telah mencapai pada angka 17.731.998 (17,3 juta) kasus dengan angka kematian sebesar 681.979 jiwa. Sebagaimana kita ketahui, saat ini jumlah kasus Covid-19 juga telah menembus angka ratusan ribu. Melansir situs covid.go.id, jumlah kasus virus Covid-19 di Indonesia per 1 Agustus 2020 terkonfirmasi sebanyak 109.936 orang. Angka ini disebabkan karena peningkatan pasien positif harian selama 24 jam tercatat sebanyak 1.560 orang dengan angka kematian sebesar 5.131 jiwa.
Semakin mewabahnya virus ini menyebabkan pembatasan pergerakan masyarakat di luar semakin masif. Salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah di beberapa negara yakni dengan memberlakukan lockdown atau PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). PSBB sendiri merupakan sebuah penyelenggaraan pembatasan pada setiap kegiatan yang dilakukan di tempat-tempat umum kemudian melakukan karantina mandiri di dalam rumah.
Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya perkumpulan orang dan mencegah sekaligus memperlambat laju penyebaran Covid-19 yang terus menyebar di kalangan masyarakat. Dengan hal ini diharapkan dapat melindungi orang-orang dari penularan Covid-19 hingga kasus terakhir. Tentunya, kebijakan ini akan sukses terwujud bila ada kerjasama dari semua kalangan.
Pembatasan pergerakan ini membuat masyarakat hanya bisa beraktivitas dari rumah. Di saat seperti ini orang-orang akan mencari kesibukan dengan melakukan berbagai kegiatan, salah satunya penggunaan internet. Internet menjadi sarana dalam mengisi waktu kosong. Bagi para karyawan yang harus beralih bekerja di rumah, internet tentu menjadi sarana yang sangat dibutuhkan. Tak bisa dipungkiri, internet mampu membuat seseorang yang berada di dalam rumah namun seperti di luar rumah. Dari internet, orang-orang bisa mengakses dan mendapatkan beragam informasi yang sedang berkembang. Hal tersebut berdampak pada akses internet yang meningkat pesat disertai dengan banyaknya permintaan akses internet yang semakin cepat dan kencang. Lonjakan tajam dari penggunaan internet ini menjadi hal yang tak dapat terelakkan.
Secara global, total data penggunaan internet mengalami kenaikan yang sangat signifikan yakni mencapai 70 persen. Jika dilihat secara nasional, merujuk pada data Kementerian Komunikasi dan Informatika melaporkan penggunaan internet di Indonesia naik hingga 40 persen disebabkan karena penggunaan internet yang melonjak tinggi selama pandemi pada masa PSBB.
Membludaknya jumlah penggunaan internet di Indonesia yang terus meningkat tentu dapat dimanfaatkan untuk menyebarluaskan informasi penting terkait pencegahan wabah Covid-19, terutama dalam hal penyampaian informasi mengenai langkah preventif penularan Covid-19 ini. Salah satu perantara dalam penyebarluasannya dengan memanfaatkan media sosial.
Melalui media sosial, masyarakat bisa mendapatkan informasi secara lebih intensif. Dilihat dari munculnya berbagai macam platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Whatsapp, Youtube, Twitter, TikTok, Telegram dan lain sebagainya membuat masyarakat lebih sering menggunakannya sebagai media dalam pemenuhan informasi. Melalui media sosial, orang-orang lebih leluasa mengakses beragam informasi secara cepat dan mudah.
Esensinya, media sosial menjadi hal yang tak terpisahkan dalam pemenuhan kebutuhan informasi maupun akses komunikasi berbagai kalangan. Media sosial bahkan sudah menjadi kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi setiap harinya. Terutama penggunaan yang semakin signifikan di masa penyebaran wabah Covid-19 yang masih terus menyebar hingga saat ini.
Salah satu negara yang bisa dijadikan contoh sebagai praktik terbaik dalam penanganan wabah Covid-19 yaitu Vietnam. Jumlah kasus positif di Vietnam tercatat sebanyak 324 dan tidak ada kematian yang terjadi akibat wabah tersebut. Dalam penanganannya, Vietnam bukan hanya melakukan karantina wilayah namun juga melakukan kerja sama antar masyarakat dan pemerintah dalam upaya penanganan Covid-19.
Bukan hanya pemerintah, masyarakat Vietnam juga saling bahu-membahu melakukan pencapaian agar tidak terjadi penambahan kasus covid-19 baru. Banyak hal yang diupayakan, salah satunya pesan layanan kepada masyarakat melalui media sosial. Cara yang dilakukan Vietnam yaitu dengan memanfaatkan media sosial TikTok sebagai media ajakan kepada masyarakat terutama kaum millenial secara persuasif untuk peduli kepada masyarakat yang ada disekitarnya dengan mengajak serta menyampaikan informasi tentang pentingnya bersama-sama mencegah dan melawan Covid-19 ini.
Salah satu bentuk dukungan datang dari penari asal Vietnam bernama Quong Dang yang membuat video dansa dengan berlatar belakang lagu “Ghen Co Vy” yang artinya irilah Coronavirus. Lagu tersebut dinyanyikan oleh tiga orang penyanyi asal Vietnam yakni Khac Hung, Erik, dan Min. Mereka mengedukasi kepada masyarakat tentang betapa pentingnya langkah pencegahan dengan melakukan cuci tangan melalui teknik yang benar. Dari sana, Quang Dang telah memopulerkannya sebagai challenge dan telah ditonton oleh 21,5 juta penggunaan TikTok yang kemudian banyak diikuti oleh masyarakat.
Tindakan preventif yang mampu menarik perhatian banyak warga Vietnam itu ternyata sukses membuat masyarakat peduli akan pentingnya saling mengedukasi dalam upaya preventif di saat pandemi untuk diri sendiri dan masyarakat sehingga kasus Covid-19 di Vietnam terbilang dalam kategori sedikit bila dibandingkan dengan kasus di beberapa negara lainnya.
Media
Sosial sebagai Pemanfaatan
Jika berbicara tentang penggunaan internet dan media sosial, Indonesia mempunyai peluang yang besar dalam hal melawan Covid-19. Dilihat dari jumlah pengguna internet, misalnya, Indonesia tengah berada dalam kondisi yang tidak jauh berbeda dari beberapa negara tetangga.
Laporan terbaru We Are Social menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia pada 2020 mencapai 175,4 juta. Jika dibandingkan pada 2019 lalu, ada peningkatan 17 persen pengguna internet di Indonesia untuk tahun ini. Lembaga tersebut juga menambahkan data bahwa ada 160 juta pengguna aktif media sosial dan jika dikalkulasikan setara dengan 59 persen dari total penduduk Indonesia merupakan pengguna media sosial. Lembaga yang sama juga menyebutkan bahwa 99 persen pengguna aktif tersebut mengaksesnya dari gawai atau ponsel.
Indonesia juga perlu memanfaatkan penggunaan media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan jarak atau yang biasa disebut sosial distancing maupun PSBB dan mengubah pandangan serta perilaku masyarakat dari apatis terhadap kewaspadaan penyebaran Covid-19 menjadi peduli. Selain pemanfaatan internet dan media sosial yang cukup baik, masyarakat juga perlu mengindahkan himbauan pemerintah untuk mematuhi protokol kesehatan di tengah wabah Covid-19 agar upaya yang dilakukan dari segi pemanfaat media sosial maupun pesan dari pemerintah ini tidak menjadi sia-sia.
Bila melihat media sosial, masih sering dijumpai video-video viral yang mempertontonkan masyarakat Indonesia masih berkumpul atau nongkrong bahkan beramai-ramai memenuhi lokasi perbelanjaan dan beberapa tempat lainnya. Selain itu, masih banyak karyawan yang bekerja di kantor dan belum menerapkan sistem work from home atau yang akrab disebut saat ini dengan bekerja dari rumah dan di rumah saja. Sehinngga, tak heran jika kasus Covid-19 ini terus bertambah hampir setiap hari. Padahal, kesadaran akan sosial distancing dan pembatasan dalam penggunaan fasilitas serta aktivitas publik adalah senjata utama untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 yang terjadi dan masih mewabah di Indonesia.
Upaya pemanfaatan media sosial dalam hal pemberi pesan layaknya iklan layanan masyarakat harus terus ditingkatkan. Cara yang bisa dilakukan masyarakat beberapa diantaranya dengan mengkonsep video unik dari berbagai ide menarik yang bisa diikuti oleh masyarakat, menggerakkan kaum millenial untuk ikut berpartisipasi memberi pesan waspada terhadap Covid-19, menjadikan video tersebut viral dari tagar-tagar yang dirangkai menjadi challenge. Setiap orang dari kaum millenial juga harus memastikan orang-orang terdekatnya lebih dahulu diajak unuk sadar dan peduli kemudian tindakan ini akan terus dilakukan secara berantai bagi orang lain. Tindakan-tindakan tersebut sangat perlu digaungkan kembali agar masyarakat selalu mengingat pentingnya melawan Covid-19 ini.
Penyampaian pesan bahwa di rumah saja akan jauh lebih baik daripada beraktivitas di luar rumah serta mematuhi protokol kesehatan harus disampaikan dengan cara yang membuat masyarakat semangat untuk mengikuti anjuran pemerintah. Sayang sekali jika penggunaan internet dan media sosial hanya sebagai sarana untuk menonton dan menghibur diri. Alangkah baiknya, jika sosial media benar-benar dipergunakan dengan baik terutama dalam situasi pandemi ini. Bentuk hasil video dari dance berkoreografer maupun lagu bertema pencegahan Covid-19 dapat dipertimbangkan untuk menumbuhkan rasa kesadaran masyarakat.
Pada akhirnya, meningkatkan kesadaran terhadap wabah Covid-19 melalui pemanfaatan media sosial dari pemerintah saja tidaklah cukup. Seluruh elemen masyarakat yang ada di Indonesia harus sama-sama bergerak dan orang-orang yang sudah mempunyai akses internet serta media sosial juga turut membantu menyukseskan pembatasan sosial dan segala upaya dalam menekan angka kasus Covid-19. Melalui kerja sama dan kepatuhan, bukan tidak mungkin wabah Covid-19 ini akan berakhir dengan cepat. Kunci utama keberhasilannya yaitu kepatuhan dan kerja sama.
* Penulis merupakan mahasiswa
jurusan Perbankan Syariah yang sedang melaksanakan KKN DR UIN-SU,
Posting Komentar untuk "Meningkatkan Kesadaran terhadap Wabah Covid-19 melalui Pemanfaatan Media Sosial"