Problematika Pembelajaran Online
Oleh : Dandi Perdana Putra
Pendidikan
merupakan unsur penting terutama bagi geerasi penerus bangsa. Pendidikan
berguna sebagai indikator sebuah bangsa memiliki Sumber Daya Manusia
berkualitas atau tidak. Berbagai macam program pendidikan dari pemerintah
selalu ditingkatkan agar menjamin kualitas pelajar di Indonesia.
Pandemi
Covid-19 menetap di Indonesia memulai perkara baru, di mana hal ini meyebabkan
seluruh sistem kehidupan berubah total terutama di bidang pendidikan.
Pemerintah menetapkan peraturan dimana seluruh pelajar di Indonesia diharuskan
untuk belajar di rumah
dan mengandalkan smartphone atau gadget mereka sebagai acuan para
pelajar untuk melaksanakn proses balajar daring. Awalnya seorang guru dengan
semangat menapakkan kaki ke sekolah atau kampus, kemudian para anak perantau
belajar menghargai kehidupan di luar kota untuk sebuah gelar serta mengharapkan
untuk merubah nasib kini semua seolaah lenyap sementara karena semua orang dipaksa
untuk tetap dirumah.
Selama proses pembelajaran secara daring berlangsung kurang lebih 3 bulan lamanya dilakukan, pastinya banyak keluh kesah yang dirasakan oleh para pelajar di Indonesia. dari mulai rasa bosan yang tak terbendung dikarenakan seharian harus menatap layar gadget mereka tanpa bertemu secara langsung, data internet yang terkadang habis secara mendadak ketika proses belajar berlangsung serta jaringan internet yang tidak stabil dikarenakan kurangnya akses internet di daerah mereka.
Para
pelajar sering sekali tidak memahami apa yang diberikan para guru/dosen mereka
dikarekan yang biasanya belajar secara tatap muka tetapi sekarang malah tatap
layar gadget mereka. Hal ini disebabkan penggunaan gadget biasanya untuk
chatingan, bermedia sosial, game, jualan dan sebagainya kini harus dilakukan
secara bersamaan dengan belajar online. Sehingga apa yang dishare oleh
dosen/guru di aplikasi yang dipakai sering kali diabaikan oleh para pelajar
dikarenakan mereka sibuk dengan dunianya masing-masing.
Ada
juga dosen/guru yang hanya tiap pertemuan hanya memberikan tugas, tugas dan
tugas namun sedikit materi yang diberikannya. Tentunya membuat para pelajar merasa
jenuh, yang tujuan pertama dari pendidikan online adalah untuk
meningkatan kecerdasan ini malah meningkatkan kemalasan karena tugas yang
menumpuk tersebut.
Namun
tak sedikit pula dosen/guru yang sistem pembelajannya “balance” (seimbang) antara materi dengan tugas. Jadi setiap dua
minggu sekali dia menyampaikan materi dan seminggu sekali dia memberikan tugas.
Jadi tak sedikit pula dari pelajar lebih menyukai sistem belajar yang seperti
itu, yaitu tugas tidak banyak tetapi pengethauan dan skill makin bertambah.
Di samping keluh kesah para
pelajar, orang tua pun juga terkena imbasnya. Banyak keluhan dari para orang
tua yang tidak bisa menjadi guru pengganti selama di rumah. Memang orang tua
adalah madrasah pertama seorang anak, namun ketika sudah mencapai umur untuk
bersekolah, para orang tua mempercayakan anak-anak mereka kepada para guru di
sekolah. Tak banyak juga para orang tua yang tidak memahami apa yang dipelajari
oleh anak-anak mereka.
Dari berbagai macam problematika tersebut, kita harus mengambil tekad berani untuk menjadikan para anak-anak dan generasi penerus kita agar lebih optimal lagi dalam sistem belajar online ini. Ada beberapa langkah yang dapat menjadi renungan bersama tidak hanya untuk seorang murid semata namun para pendidik juga ikut serta guna memperbaiki sistem pendidikan kita khususnya terkait pembelajaran daring.
Pertama
tenaga pendidik harus lebih kreatif dan inovatif, sehingga para pelajar tidak
merasa bosan dengan pemebelajaran yang diberi. Seperti tidak membebani para
siswa dengan memberikan terlalu banyak tugas tetapi memberikan banyak inovasi
yang sifatya kreatif agar mengembangkan kreatifitas para pelajar walaupun dalam
masa pemebelajaran jarak jauh. Seperti penggunaan media dengan baik serta
hal-hal positif apa saja yang dapat dilakukan mereka selama dirumah serta
mengajarkan mereka.
Kedua
para pelajar harus bisa membagi waktu, pikiran, serta keinginan di tengah
pandemi sekarang. Yaitu harus bisa membagi waktu ketika sedang belajar online,
jangan menyibukkan diri dengan kesibukan masing-masing tetapi fokus ke
pembelajaran yang diberi oleh guru/dosen sehingga sama-sama menguntungkan,
dosen memberikan materi, kita memahami apa yang diberikan oleh dosen/guru.
Ketiga
ketimpangan teknologi informasi sebagai sarana pembelajaran antara masyarakat
kota dan pedesaan lebih di setarakan lagi oleh pemerintah, guna menstabilkan
proses belajar mengajar mereka. Sering kali para pelajar yang tinggal jauh dari
perkotaan susah untuk menjangkau sinyal internet dikarenakan infrastruktur
teknologi mereka sangat jauh dari yang ada di perkotaan. Dengan begitu ketika
jangkauan akses lebih diperluas para tenaga pendidik dan siswa merasakan
manfaatnya.
Sistem
belajar daring bukanlah sebuah sistem di mana para siswa diberikan tugas yang
banyak setiap hari. Pembelajaran secara online harusnya mendorong siswa menjadi
kreatif memanfaaatkan sebanyak mungkin sumber pengetahuan, menghasilkan karya,
serta mengasah kemampuan.
Di
tengah pandemi sekarang ini, sistem pendidikan kita harus siap melakukan
transformasi pembelajaran daring bagi semua siswa dan oleh semua tenaga
pendidik. Kita memasuki era dan kebiasaan baru untuk membangun kreatifitas,
mengasah kemampuan dan peningkatan kualitas diri, pola interksi serta cara
pandang kita terhadap teknologi.
Posting Komentar untuk "Problematika Pembelajaran Online"