Seberapa Efektif Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi?
Oleh : Syahril Sabirin
Tahun 2020 adalah tahun penuh duka untuk seluruh masyarakat di
dunia. Hal itu disebabkan munculnya salah satu virus yang memiliki gejala flu,
batuk, demam serta sesak nafas yaitu Corona Virus Desease (COVID-19), yang
bermula dari Kota Wuhan, China. Simpang siurnya kabar kemunculan virus corona
menjadi pertanyaan besar hingga kini. Penyebaran virus corona yang masif membuat
jumlah kasus dan korban terinfeksi terus mengalami peningkatan yang signifikan
setiap harinya.
Organisasi Kesehatan Dunia atau World
Health Organization (WHO) menetapkan virus ini sebagai pandemi global dan
mengeluarkan pedoman penanganan virus corona. Kemunculan pandemi corona harus memahami pendefinisian makna hidup oleh
lapisan masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Awal Maret 2020 lalu, Pemerintah Indonesia mengkonfirmasi ada warga negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi virus corona. Dari kasus tersebut, pemerintah melakukan pencegahan dan penanganan virus corona ke seluruh daerah penjuru negeri serta mengeluarkan kebijakan yang telah dianalisa serta mengikuti protokol kesehatan, yakni seluruh pekerjaan karyawan dialihkan berkerja dari rumah atau work from home dan pendidikan dipindahkan dengan belajar dari rumah secara online. Tak bisa dipungkiri, kondisi seperti ini tentu tidak mudah dihadapi oleh orang-orang tidak terbiasa. Hal itu berimbas kepada dunia pendidikan yang melakukan belajar dari rumah atau jarak jauh dengan teknologi.
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan, Nadiem Makarim menyampaikan
kebijakan sistem belajar diahlikan dalam jaringan ataupun online dalam masa
tanggap darurat COVID-19 pada akhir Maret silam. Mungkin pernyataan ini sulit
diterima oleh para guru, siswa dan orangtua karena melakukan belajar daring
tidak semudah yang dibayangkan. Begitu banyak hal yang harus dikaji lebih dalam
demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirancang, diantaranya mulai
dari metode, model hingga fasilitas yang menunjang dalam pembelajaran online.
Berbeda dengan proses belajar konvensional di sekolah, belajar
online memiliki aura positif dalam membantu pembelajaran di masa pandemi. Guru
dan siswa akan aman berada di rumahnya tanpa harus keluar rumah. Selama ini
pendidikan Indonesia masih jauh dari pemanfaatan teknologi dalam belajar
mengajar. Namun, belajar daring sebagai kesempatan kita dalam mentransformasi
pendidikan di era revolusi industri 4.0.
Rosenberg mengatakan belajar daring merujuk pada penggunaan
teknologi internet untuk dapat mengirimkan serangkaian solusi yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hakikat sebenarnya dalam belajar
daring adalah bentuk pengajaran kepada siswa untuk lebih kreatif dalam mencari
sumber pengetahun sebanyak-banyaknya, menghasilkan karya, mengasah wawasan dan
membentuk siswa menjadi pembelajar yang mandiri. Begitu banyak inovasi
teknologi yang didapat dalam proses belajar daring, diantaranya para guru akan
membuat pola model dan video pembelajaran lalu dikirim ke media online untuk
siswa amati.
Begitu banyaknya hambatan dan rintangan terus ditemukan ketika
proses pembelajaran ini. Artinya pembelajaran daring di tengah pandemi dinilai
belum efektif. Ketersedian komponen belajar daring menjadi masalah yang belum
bisa diatasi hingga kini. Sarana yang memadai, mulai dari laptop/smartphone dan
jaringan internet belum dirasakan secara maksimal oleh peserta didik. Kemudian,
tersendatnya perekonomian orang tua menjadi kendala yang membuat sebagian siswa
hanya mampu membeli sedikit kouta internet atau tidak sama sekali. Hal itu
dikarenakan sebagian orang tua peserta didik tidak mampu memenuhi kebutuhan
belajar anaknya dikarenakan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) di masa
virus corona.
Walaupun ada beberapa bantuan dana operasional sekolah kepada
siswa, namun pada kenyataannya hanya sebagian dari mereka yang mendapatkan
bantuan tersebut. Selain itu juga, terganggunya kondisi siswa yang tidak
memiliki akses internet yang baik di kampung halaman. Mereka harus mencari
tempat ketinggian untuk bisa akses internet demi keberlangsungan belajar
daring. Namun, bukan berarti proses pembelajaran di tengah pandemi COVID-19
terus diabaikan. Kompetensi dan kemampuan dari tenaga pendidik dan peserta
didik terus ditingkatkan untuk bisa menjalankan tugas dan tanggung jawab yang
mampu menciptakan proses pembelajaran efektif.
Pada akhirnya kita tidak bisa menyalahkan keadaan ataupun putus asa. Apapun yang terjadi kita harus bisa menjalani dengan senyuman dan hati yang ikhlas. Jika ditanya, seberapa efektif pembelajaran daring di masa pandemi ini? Pastinya ada menjawab “efektif” dan “tidak efektif”. Akan tetapi, Proses pembelajaran ini membutuhkan kerjasama antara guru dan siswa yang baik demi terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan mampu memetik hasil dari belajar daring di saat pandemi corona.
*Penulis merupakan mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi yang sedang melaksanakan KKN DR UIN-SU, Kelompok 63
Posting Komentar untuk "Seberapa Efektif Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi?"