Contoh Proposal Skripsi dan Cara Mudah Membuatnya
Proposal skripsi adalah suatu rancangan penelitian yang disusun berdasarkan struktur penulisan karya ilmiah yang dilakukan mahasiswa selaku peneliti dan berdasarkan hasil bimbingan bersama dosen pembimbing sebeum menjadi sebuah skripsi. Membuat proposal itu mudah asalkan kamu sudah punya ide, bahan, dan sudah tahu cara menyusunnya. Kali ini Pojokata akan memberikan contoh proposal skripsi dan cara mudah membuatnya.
Contoh Proposal Skripsi dan Cara Mudah Membuatnya
Berikut ini contoh proposal skripsi untuk Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Jurnalistik tentang transportasi Online GO-JEK. Penulis atau peneliti yang menulis proposal berikut ini berasal dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri. Jenis penelitian yang ditulis adalah penelitian kuantitatif. Pojokata memberikan contoh proposal di bawah ini dengan lengkap mulai dari awal hingga akhir. Jika kamu ingin mengutip sebagian atau keseluruhan tulisan proposal skripsi ini, mohon izin terlebih dahulu. Mengambil sebagian atau keseluruhan isi/tulisan proposal skrpsi ini tanpa izin Pojokata tidak diperbolehkan. Nah, simak isinya di bawah ini.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Batasan Istilah......................................................................................... 11
C. Rumusan Masalah .................................................................................. 11
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 11
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 11
BAB II KERANGKA TEORITIS..................................................................... 13
A. Pengertian Komunikasi........................................................................... 13
B. Fungsi Komunikasi.................................................................................. 14
C. Metode Komunikasi ............................................................................... 15
D. Pengertian Persepsi.................................................................................. 15
E. Faktor-faktor Pembentuk......................................................................... 17
F. Perkembangan Teknologi Komunikasi ................................................... 20
G. Kualitas Layanan..................................................................................... 23
H. GO-JEK.................................................................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 30
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.............................................................. 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 32
C. Populasi dan Sampel................................................................................ 32
D Tahap-tahap Penelitian ............................................................................ 35
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 36
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 38
G. Teknik Keabsahan Data.......................................................................... 38
H. Kajian Penelitian Terlebih
Dahulu.......................................................... 39
Daftar Pustaka..................................................................................................... 41
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia
adalah makhluk ciptaan tuhan paling sempurna dibandingkan dengan makhluk
lainnya seperti tumbuhan dan hewan yang hanya menggunakan insting. Manusia
memiliki banyak kelebihan, salah satunya akal atau pikiran dan keinginan yang
kuat. Akal yang dimiliki setiap manusia digunakan untuk mempertahankan
keberlangsungan hidupnya. Akal selalu berfungsi untuk berpikir dalam
menciptakan hal-hal yang bisa menyelesaikan masalah, mempermudah aktivitas,
memperoleh keamanan, kenyamanan, hingga memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Salah satu wujud yang telah diciptakan manusia adalah teknologi. Teknologi
mampu mengubah banyak hal terutama mempermudah manusia dalam memperoleh dan
berbagi informasi, menyelesaikan berbagai permasalahan, percepatan dalam
pemenuhan kebutuhan, dan lain-lain.
Manusia
dan teknologi adalah dua hal yang saling berhubungan. Manusia sebagai pencipta
teknologi begitu juga menjadi pengguna yang sangat sering mengandalkan
keberadaannya. Teknologi menjadi hal yang melekat dan selalu terlihat disetiap
aktivitasnya. Perkembangan teknologi kian hari semakin pesat tak terlepas dari
peranan manusia yang terus-menerus menciptakan teknologi baru dan bermanfaat.
Faktor utama terciptanya sebuah teknologi baru adalah kebutuhan manusia akan
sebuah teknologi baru yang bisa membantu dan mempermudahnya dalam menjalankan
kehidupan. Perkembangan teknologi baru merupakan simbol kemajuan suatu Negara
karena kemajuan suatu Negara berdasarkan atas sejauh mana ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dikuasai oleh Negara tersebut. Hal ini karena ilmu pengetahuan
merupakan dasar dari segala aspek kehidupan manusia.
Semakin berkembangnya teknologi membuat manusia semakin inovatif dalam menciptakan teknologi sehingga penciptaan ini akan memberi kemudahan bagi setiap pengguna teknologi. Manusia memang tak bisa lepas dari kebutuhan akan teknologi seperti salah satunya internet. Keberadaan internet telah membantu manusia dalam berkomunikasi, memperoleh berbagai informasi, sebagai hiburan hingga dalam hal bisnis. Kehadiran teknologi internet yang semakin canggih telah mengubah gaya hidup manusia, salah satunya gaya bertransportasi. Transportasi yang biasa dilakukan manusia sebelum teknologi dan internet berkembang sangat pesat adalah transportasi offline tanpa menggunakan internet. Perkembangan internet telah membuat manusia beralih kepada transportasi online. Transportasi online telah mengubah manusia bergerak lebih cepat, mudah dan tidak lagi mempermasalahkan jarak tempuh ke lokasi tujuan.
Perkembangan
teknologi komunikasi, transportasi dan internet yang sangat pesat telah
mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan transportasi yang aman,
nyaman dan cepat melebihi kendaraan pribadi yang harus dibawa berhati-hati.
Transportasi online membantu menyelesaikan masalah bagi setiap orang yang
terburu-buru atau malas mengendarai kendaraan pribadi. Kendaraan yang nyaman
bisa dipanggil dan berhenti tepat di tempat yang kita inginkan hanya dengan
sentuhan pada aplikasi di ponsel pintar.
Kemudahan
ini ditawarkan oleh sebuah layanan transportasi online bernama GO-JEK. GO-JEK
adalah sebuah perusahaan yang berasal dari Indonesia dan merupakan perusahaan
ojek online pertama di Indonesia serta perusahaan teknologi berjiwa sosial yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal
di Indonesia. GO-JEK bermula di tahun 2010 sebagai perusahaan transportasi roda
dua melalui panggilan telepon, GO-JEK kini telah tumbuh menjadi on-demand
mobile platform atau layanan yang mudah dan langsung serta aplikasi
terdepan yang menyediakan berbagai layanan lengkap mulai dari transportasi roda
dua (GO-RIDE) hingga roda empat (GO-CAR), logistik, pembayaran, layan-antar
makanan, dan berbagai layanan on-demand lainnnya.
Pendiri
layanan transportasi online GO-JEK, Nadiem Makarim yang sekaligus menjadi CEO
PT. GO-JEK Indonesia merupakan seseorang yang sangat sering dan cukup setia
menggunakan jasa ojek. Awalnya Nadiem memperhatikan keadaan yang terlihat di
pangkalan ojek. Ketika itu terlihat bahwa untuk mendapatkan penumpang,
pengemudi ojek harus bergiliran membawa penumpang dengan pengemudi lainnya. Pengemudi
ojek yang satu dengan yang lainnya harus menunggu antrian dalam membawa
penumpang. Apabila tidak ingin mengantri, pengemudi ojek harus mencari penumpang
di luar pangkalan ojek seperti dengan berkeliling jalan hingga menemukan
penumpang.
Waktu
tidak produktif yang dilihat begitu besar menjadi permasalahan utama pengemudi
ojek. Terjadi pemborosan waktu dengan pekerjaan mangkal dan menunggu penumpang
dalam waktu yang cukup lama. Di sisi lain, penumpang ojek juga merasa malas
untuk menunggu ojek yang lewat di depannya ataupun berjalan mencari pangkalan
ojek terdekat. Melihat kejadian tersebut, Nadiem memperoleh ide untuk membuat
sebuah inovasi yang dapat mempermudah antar pengendara dengan pengguna ojek.
Solusi yang dibuat oleh Nadiem yakni melalui ponsel. Pada tahun 2011 awal
perintisannya, Nadiem menciptakan sebuah sistem yang bisa menjangkau pengemudi
dan penumpang ojek dengan cepat.
Nadiem masih menggunakan sistem yang sangat sederhana yaitu melalui telepon atau sms untuk menghubungkan antara pengemudi ojek dengan calon penumpang. Sistem ini ternyata sangat diminati oleh masyarakat Indonesia hingga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kemudian, pada tahun 2015 Nadiem mengembangkan sistemnya dengan meluncurkan sebuah sistem transportasi online GO-JEK menggunakan aplikasi berbasis android.
Produk
layanan GO-JEK yang terdapat dalam Mobile App GO-JEK dibagi menjadi tiga menu
besar yakni GO-JEK, GO-LIFE dan GO-PAY. Menu GO-JEK memiliki beberapa bagian
lagi di antaranya GO-RIDE (layanan transportasi menggunakan sepeda motor),
GO-CAR (layanan transportasi menggunakan mobil), GO-FOOD (jasa antar makanan),
GO-SEND (jasa pengiriman barang), GO-BOX (jasa pengantar barang dalam jumlah
besar), GO-TIX (layanan pemesanan tiket bioskop), GO-MED (layanan pembelian
obat), GO-DEALS (layanan penawaran promo), dan GO-FOOD Festival (layanan
petunjuk lokasi kuliner nikmat dalam satu tempat).
Kedua,
Menu GO-PAY juga memiliki beberapa bagian di antaranya GO-PAY (layanan
penyimpanan saldo), GO-POINTS (layanan poin), GO-PULSA (layanan isi pulsa), dan
GO-BILLS (layanan bayar tagihan). Ketiga, GO-LIFE memiliki beberapa bagian di antaranya
GO-MESSAGE (layanan pijat dan spa), GO-CLEAN (layanan untuk membersihkan
rumah), GO-GLAM (layanan ahli kecantikan), dan GO-AUTO (layanan perawatan
kendaraan).
GO-JEK telah
mempunyai lebih dari 200 ribu pengemudi yang tergabung sebagai mitra dan
beroperasi di 50 kota di Indonesia, seperti Medan, Jakarta, Yogyakarta,
Surabaya, Bandung, Bali, Makassar, Malang, Palembang, Manado, Semarang, Solo,
Balikpapan, Madiun, Cilacap, Purwokerto, Samarinda, Garut, Batam, Sidoarjo,
Gresik, Pekanbaru, Jambi, Sukabumi, Bandar Lampung, Padang, Magelang,
Pontianak, Banjarmasin, Tasikmalaya, Mataram, Kediri, Probolinggo, Pekalongan,
Karawang, Cirebon, Serang, Jember, Belitung, Sumedang, Salatiga, Madura,
Pasuruan, Tegal, Banda Aceh, Mojokerto, Purwakarta, Banyuwangi, Pematang
Siantar, dan Bukittinggi serta pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun
berikutnya (www.go-jek.com).
Inovasi transportasi online yang dibuat oleh
Nadiem mendapat respon yang positif dan sangat besar dari masyarakat, terlihat
dari banyaknya masyarakat yang memilih menjadi mitra GO-JEK sebagai
transportasi andalan. Hal ini menjadi salah satu sumber peningkatan yang
drastis dengan adanya aplikasi berbasis Android. Model bisnis yang diterapkan
Go-Jek adalah sistem bagi hasil dengan pemerolehan 80% untuk pengendara ojek
dan 20% untuk Go-Jek. Nadiem mempunyai harapan bahwa perusahaan PT. Gojek
miliknya dapat membantu serta melayani seluruh masyarakat Indonesia dimanapun
mereka berada.
Seluruh
menu yang ditampilkan pada aplikasi GO-JEK memiliki beragam tawaran menarik
yang membuat konsumen senang menggunakannya. Menu dengan jumlah yang sangat
banyak semakin mempermudah dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan yang
diinginkan terutama ketika konsumen dihadapkan pada situasi yang mendesak.
Hanya melalui aplikasi yang disentuh pada ponsel pintar, konsumen bisa
memperoleh berbagai keuntungan secara efisien.
Banyak
hal yang membuat konsumen setia dalam menggunakan layanan GO-JEK seperti
aplikasinya yang mudah serta layanan yang dinilai bagus oleh beberapa konsumen,
namun tentunya juga terdapat beberapa konsumen yang tidak puas dengan layanan
GO-JEK. Pelayanan yang kurang baik menjadi salah satu keluhan dari konsumen.
Pengemudi yang dinilai kurang sopan, pelayanan yang kurang baik, sempat
terdengar dibeberapa media sosial facebook, twitter, instagram, dan lain
sebagainya. Persepsi antara konsumen yang satu dengan yang lain tentunya
berbeda-beda, hal ini sesuai dengan pengalaman yang mereka peroleh setelah
menggunakan layanan GO-JEK tersebut.
Ketika memandang suatu objek atau lingkungan, masing-masing orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda. Manusia melihat dunianya melalui persepsi dari dalam diri. Persepsi juga merupakan bagian dari konsep diri manusia sebagai proses memberi makna pada sensasi dan hal yang bisa ditangkap oleh indera sehingga manusia mendapatkan pengetahuan baru. Persepsi seseorang berkaitan dengan pengalaman, kemampuan maupun daya yang diterimanya serta sebagai pengalaman mengenai objek, peristiwa, maupun kejadian-kejadian yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 2007, p. 51).
Menurut Walgito
(2002, p. 87), persepsi merupakan suatu proses yang diawali penginderaan yaitu
proses stimulus oleh seseorang diperoleh melalui sensoris. Kemudian mengalami
berbagai proses lanjutan yaitu stimulus tersebut diteruskan dan proses persepsi
yang menjadi proses selanjutnya. Sedangkan menurut Marophen Simbolon (Stephen
P. Robbins, 2008, p. 53) persepsi sebagai sebuah proses yang ditempuh seseorang
untuk menafsirkan, mengorganisasikan, maupun memberikan kesan-kesan indera
seseorang sehingga dapat memberikan arti untuk lingkungannya.
Persepsi
dapat disimpulkan sebagai sebuah proses penginderaan, stimulus yang diperoleh
seseorang melalui alat indera lalu diinterpretasikan sehingga seseorang dapat
memberi makna, memahami, kemudian dapat memberi pandangan berdasarkan apa yang
diterimanya. Proses dalam menginterpretasikan persepsi biasanya dipengaruhi
oleh proses belajar dan bisa juga dari pengalaman seseorang. Persepsi selalu
melekat dalam diri seseorang. Setiap bertemu seseorang ataupun melihat sesuatu
persepsi sering kali muncul dalam diri seseorang seperti ketika bercerita,
mengantri, melihat jalan, dan lain sebagainya.
Penelitian
ini akan melihat berbagai macam persepsi khususnya mengarah kepada kualitas
layanan yang diperoleh pengguna jasa GO-JEK. Pengguna atau konsumen GO-JEK
tentu menyimpan berbagai persepsi yang berbeda mengenai kualitas jasa yang
telah mereka peroleh. Pengguna GO-JEK yang satu dengan yang lain tentu
mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Pandangan baik dan buruk dari berbagai
konsumen merupakan hasil yang konsumen peroleh dan rasakan setelah menggunakan
jasa GO-JEK. Pandangan tersebut menjadi gambaran kualitas pelayanan GO-JEK.
Kualitas pelayanan menurut Tjiptono (2009, p. 59) merupakan kualitas keunggulan
yang diharapkan dan pengendalian dari tingkat keunggulan tersebut sebagai
pemenuhan agar sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen. Selanjutnya,
Tjiptono dan Chandra (2009: p. 119) juga megatakan bahwa kualitas layanan dapat
dibentuk melalui penginterpretasian empat pilar kualitas pelanggan yang saling
berhubungat erat, yakni melalui kecepatan, ketepatan, keramahan, dan kenyamanan
pelayanan.
Berikutnya,
Kotler (2002, p. 83) mendifinisikan kualitas pelayanan sebagai tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat
berhubungan maupun tidak berhubungan pada satu produk fisik. Pelayanan
merupakan perilaku produsen dalam mewujudkan kepuasan konsumen dengan cara
memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Perilaku tersebut dapat terjadi pada
saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan maksimal
akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta membuat konsumen menjadi pelanggan
tetap yang sering melakukan transaksi secara berulang. Beberapa elemen kualitas
pelayanan menurut Kotler, yaitu:
1.
Kualitas sebagai kondisi yang selalu berubah.
2.
Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
3.
Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan pelanggan.
Menurut beberapa definisi kualitas pelayanan di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk upaya maupun kegiatan yang dilakukan oleh pemberi layanan dalam memberikan dan memenuhi keinginan terhadap pelanggan atau konsumen. Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi pelayanan yang diharapkan pelanggan atau konsumen terhadap atribut-atribut pelayanan dari pemberi layanan atau perusahaan terhadap pelayanan langsung yang diperoleh konsumen tersebut. Apabila layanan yang diberikan oleh perusahaan atau pemberi layanan dinilai baik maka konsumen akan berlangganan dan menjadi pelanggan setia namun begitu juga sebaliknya, apabila pelayanan dinilai buruk oleh konsumen maka pelanggan akan meninggalkan jasa tersebut secara perlahan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana persepsi pengguna GO-JEK mengenai kualitas layanan yang konsumen peroleh karena hal itu akan menjadi tolak ukur kepuasan konsumen sekaligus menilai kinerja GO-JEK sebagai penyedia layanan.
Berdasarkan hasil pengamatan
peneliti di Fakutas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
khususnya di Program Studi Ilmu Komunikasi, peneliti melihat bahwa mahasiswa Ilmu
Komunikasi memiliki jadwal masuk perkuliahan yang selalu pagi menyebabkan
mahasiswa sering terburu-buru. Area tempat tinggal mahasiswa yang sulit
terjangkau oleh kendaraan umum menyebabkan Mahasiswa membutuhkan waktu yang
lama untuk menunggu kendaraan umum. Jalan menuju kelas dari gerbang kampus UIN
Sumatera Utara maupun dari simpang empat kampus tempat pemberhentian beberapa
angkutan umum di nilai cukup jauh bagi mahasiswa yang sedang terburu-buru.
Kondisi
lalu lintas pada hari dan jam kerja maupun kuliah tepatnya ketika pagi hari di Kota Medan selalu mengalami kemacetan. Begitu
juga di sekitar jalan Williem Iskandar terutama di simpang pintu masuk UIN
Sumatera Utara. Berbagai permasalahan yang datang dari mahasiswa Ilmu
Komunikasi ini membuat mereka membutuhkan transportasi yang bisa
mengantarkannya lebih cepat. Dalam hal ini, mahasiswa Ilmu Komunikasi
mengandalkan transportasi online GO-JEK untuk membantu dan mempermudah
aktivitasnya.
Hal
yang paling sering peneliti lihat yaitu ketika hujan tiba, banyak mahasiswa
Ilmu Komunikasi yang turun dari transportasi online GO-JEK. Ini menunjukkan
bahwa ketika hujan, jumlah mahasiswa Ilmu Komunikasi yang mempergunakan GO-JEK
semakin banyak. GO-RIDE biasanya menyediakan mantel bagi para penumpang apabila
hujan tiba dan bagi konsumen GO-CAR, para konsumen aman dari hujan sehingga
GO-CAR sangat menjadi andalan mahasiswa UIN Sumatera Utara dalam kondisi
tersebut.
Selain itu, GO-JEK mempunyai banyak keunggulan terutama dalam layanannya. Ketika menggunakan GO-RIDE, mahasiswa diberi helm dan kendaraan yang bagus dan saat menggunakan GO-CAR, mahasiswa bisa mendapatkan kenyamanan di dalam mobil yang diberi pendingin atau AC sehingga konsumen akan merasa sangat senang menaikinya. Konsumen tidak akan merasa panas dan terkena debu jalan. Pelayanan bagus yang disediakan oleh GO-JEK membuat mahasiswa lebih senang menggunakannya daripada transportasi umum yang belum memiliki layanan sebaik GO-JEK.
Mahasiswa
Ilmu Komunikasi memilih menggunakan transportasi online GO-JEK daripada kendaraan
pribadinya. Ini terlihat ketika naik GO-JEK, konsumen bisa meminta agar
pengendara GO-RIDE atau GO-CAR berjalan sangat cepat sesuai permintaan konsumen
dibandingkan ketika konsumen mengendarai kendaraan pribadinya belum tentu
secepat GO-RIDE. Hal ini sangat membantu bagi mahasiswa yang harus cepat karena
jadwal kuliah pukul 07.00 WIB. Hal sama juga sangat dibutuhkan bagi mahasiswa
yang akan mengikuti ujian, baik itu UTS (Ujian Tengah Semester) maupun UAS
(Ujian Akhir Semester). Bila tidak mengikuti ujian maka mahasiswa akan
mendapatkan konsekuensi buruk bagi perkuliahannya. GO-JEK akan membuat
mahasiswa tepat waktu bahkan bisa sampai di tempat jauh sebelum jam perkuliahan
dimulai. Keberadaan GO-JEK sangat membantu mahasiswa dalam mempermudah aktivitasnya.
Sifat
transportasi online roda dua atau sepeda motor yang bisa berjalan dengan cepat
dilihat efektif dan efisien dalam menghalau kemacetan. Begitu juga dengan
transportasi online roda empat atau mobil. Transportasi online mobil dilihat
mampu berjalan lebih cepat dan mampu
mengisi hingga enam orang penumpang dalam satu mobil dibandingkan dengan
kendaraan umum yang biasanya berjalan sangat lambat karena harus menaikkan dan
menurunkan banyak penumpang berkali-kali. Selain itu, transportasi online mampu
menjangkau daerah yang tidak bisa di jangkau oleh transportasi umum dengan
jarak tempuh yang sangat jauh sekalipun sehingga keberadaan transportasi online
sangat dibutuhkan bagi tipe-tipe mahasiswa di atas.
Peneliti
juga mengamati bahwa sudah terdapat banyak mahasiswa Ilmu Komunikasi yang
menggunakan aplikasi GO-JEK sebagai jasa layanan transportasi online dalam
mempermudah aktivitas terutama dalam hal antar-jemput. Peneliti sering kali
menjumpai banyak mahasiswa yang naik-turun dari transportasi online baik itu
GO-RIDE maupun GO-CAR. Peneliti ingin meneliti tentang persepsi Mahasiswa Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara terhadap GO-JEK khususnya
dalam hal kualitas layanan yang mereka terima setelah menggunakan jasa
transportasi online tersebut.
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, penulis sangat tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “PERSEPSI MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI TERHADAP LAYANAN
TRANSPORTASI ONLINE GO-JEK DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA”.
B. Batasan Istilah
Batasan
istilah merupakan ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah
yang terlalu luas atau lebar sehingga arah penelitian akan lebih khusus. Hal
tersebut dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang
jauh dari relevan sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Batasan
masalah berkaitan dengan pemilihan masalah yang telah diidentifikasi, dengan
demikian masalah akan dibatasi menjadi lebih khusus, lebih sederhana dan
berbagai masalah akan lebih mudah di amati. Adanya pembatasan masalah bertujuan
agar proses penelitian lebih mudah. Batasan masalah juga membuat seorang peneliti
mengarah kepada penelitian yang lebih jelas dan terarah sehingga mengetahui
langkah-langkah penelitian selanjutnya dan apa yang harus di lakukan
selanjutnya (Tahir, 2009, p. 19).
Pembatasan
masalah bertujuan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah.
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan lebih fokus
terhadap permasalahan yang diteliti, maka peneliti membatasi permasalahan agar
lebih jelas, yaitu:
1. Penelitian ini terbatas hanya pada
Mahasiswa Semester IV Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara.
2. Persepsi Mahasiswa Semester IV Ilmu
Komunikasi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara yang
diteliti dibatasi pada persepsi mengenai layanan GO-JEK.
3. Subjek penelitian dibatasi pada Mahasiswa
Semester IV Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera
Utara yang memiliki aplikasi GO-JEK dan pernah mengggunakan layanan GO-JEK.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi tentang masalah-masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian. Masalah-masalah yang dihasilkan tentu tidak terlepas dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan pada bagian pendahuluan. Berdasarkan batasan masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana persepsi mahasiswa Ilmu Komunikasi terhadap layanan transportasi online GO-JEK di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara? layanan yang dimaksud disini berkaitan dengan kendaraan, aplikasi, driver atau pengemudi, keramahan dan kelengkapan yang disediakan oleh GO-RIDE dan GO-CAR.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian merupakan arah penelitian dengan menguraikan apa yang akan dicapai,
dan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan peneliti serta untuk menjawab
permasalahan dari penelitian.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
- Mengetahui
persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi FIS UIN Sumatera Utara terhadap penggunaan
transportasi online GO-JEK.
- Mengetahui
intensitas Mahasiswa Ilmu Komunikasi FIS UIN Sumatera Utara terhadap
penggunaan transportasi online GO-JEK.
- Mengetahui
kualitas layanan berkaitan dengan aplikasi, driver, kendaraan, keramahan
dan kelengkapan yang disediakan oleh transportasi online GO-JEK.
E. Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang memerlukan dan
berkepentingan, antara lain:
- Manfaat
Teoritis
Penelitian ini diharapkan sebagai penerapan ilmu yang diperoleh peneliti selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi FIS UIN Sumatera Utara, serta menambah pengetahuan dan wawasan mengenai persepsi komunikasi khususnya dalam hal kualitas layanan jasa yang dalam hal ini merupakan PT. GO-JEK Indonesia.
- Manfaat
Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu
memberikan sumbangan dalam pemikiran dan konteribusi kepada pembaca dalam
melihat persepsi konsumen mengenai layanan GO-JEK, sebagai tolak ukur bagi para
pekerja terutama pengemudi GO-RIDE dan GO-CAR, serta menjadi masukan bagi
perusahaan PT. GO-JEK Indonesia, khususnya yang berada di daerah Kota Medan
dalam melihat persepsi konsumen mengenai kualitas layanan GO-JEK.
- Manfaat
Akademis
Penelitian diharapkan dapat menambah
bahan penelitian, daftar referensi dan sumber bacaan serta menambah pengetahuan
dan wawasan dalam bidang komunikasi khususnya mengenai persepsi di lingkungan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Pengertian Komunikasi
Kata
atau istilah komunikasi merupakan bahasa inggris communication, secara
etimologis menurut asal katanya komunikasi di ambil dari bahasa latin communicates,
dan juga berasal dari kata communis. Dalam kata communis mempunyai arti
‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu sebuah usaha yang memiliki tujuan
sebagai keselarasan atau kesamaan makna (Ngalimun 2017: p. 19). Sebagaimana
yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam Teori
dan Praktek Carl I. Hovland, mendenifisikan:
“Komunkasi adalah upaya yang
sistematis untuk merumuskan secara tegas asasasas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap”. (Effendy, 2005, p, 10).
Everett
M. Rogers mendefinisikan pengertian dari komunikasi dalam buku “Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar”. Menurutnya, komunikasi adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka (Mulyana, 2005, p. 62). Shannon & Weaver
(Cangara, 1949, p. 20) mengatakan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi
manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak
sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal,
tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Komunikasi
adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan
(biasanya dengan lambang-lambang) non verbal untuk mengubah perilaku lawan
komunikasi atau yang biasa disebut dengan komunikan. Sikap, pendapat, atau
perilaku orang lain atau komunikan akan berubah apabila komunikasi tersebut
sesuai dengan yang diharapkan komunikator. Lasswell menyatakan bahwa cara yang
terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan
“Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect (Siapa Mengatakan
Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa)” (Mulyana, 2008, p. 68).
Menurut
Carl I. Hovland (Mulyana, 2008, p. 68), komunikasi adalah proses yang
memungkinkan seorang komunikator dalam menyampaikan rangsangan (biasanya
lambing-lambang) non verbal untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).
Akan tetapi ketika komunikasi ingin baik, maka komunikasi yang dilakukan harus
komunikatif sehingga komunikator dapat mengubah sikap, pendapat, atau
komunikan.
Raymond
S. Ross (Mulyana, 2008, p. 69) mengatakan komunikasi adalah suatu proses
menyortir, memilih, kemudian mengirimkan simbol-simbol sebagai pesan dengan
sedemikian rupa sehingga membantu pendengar menyampaikan makna atau respons dari
pikirannya agar sesuai dengan apa yang komunikator harapkan.
B. Fungsi Komunikasi
Fungsi
komunikasi menurut Deddy Mulyana (Ngaimun, 2013, p. 30) dibagi menjadi empat
bagian, diantaranya berfungsi sebagai komunikasi sosial, sebagai komunikasi
ekspresif, sebagai komunikasi ritual, dan berfungsi sebagai komunikasi
instrumental.
Empat
tujuan seseorang dalam melakukan komunikasi menurut Effendy (2006, p. 55),
yaitu:
1. Komunikasi
bertujuan untuk mengubah sikap (to change attitude)
2. Komunikasi
bertujuan untuk mengubah persepsi, pendapat, opini, maupun pandangan seseorang
(to change opinion)
3. Komunikasi
bertujuan untuk mengubah prilaku (to change the behavior)
4.
Komunikasi bertujuan untuk mengubah masyarakat (to change the society)
C. Metode Komunikasi
Metode komunikasi menurut Effendy
(2006, p. 56) meliputi kegiatan-kegiatan yang terorganisasi yaitu:
1. Jurnalisme atau jurnalistik meliputi jurnalisme cetak yaitu surat kabar, majalah, dan lain sebagainya serta jurnalisme elektronik yaitu radio dan televisi.
2. Hubungan
masyarakat
3. Periklanan
4. Propaganda
5. Perang urat
syaraf
6. Perpustakaan
7.
Lain-lain
Berdasarkan
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Komunikasi berawal dari proses
penyampaian pesan maupun informasi yang disampaikan oleh pemberi pesan
(komunikator) kepada penerima pesan (komunikan). Penyampaian pesan melalui
media tertentu dengan harapan agar pesan atau informasi yang disampaikan dapat
diterima dan komunikan bertindak atau berperilaku sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh pemberi pesan (komunikator).
D. Pengertian
Persepsi
Persepsi
menurut Jalaluddin Rakhmat merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Kehidupan bermasyarakat tidak bisa lepas dari persepsi masyarakat itu
sendiri (2011, p. 50). Sedangkan menurut Prawirohardjo (2008; 94), persepsi
merupakan proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh
informasi tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, peraba dan
sebagainya). Sebaliknya, alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi.
Menurut
Bimo Walgito (2002: 87), persepsi merupakan suatu proses yang didahului
penginderaan yaitu proses stimulus oleh individu melalui proses sensoris. Namun
proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan
dan diproses selanjutnya merupakan proses persepsi. Persepsi adalah suatu
pandangan seseorang terhadap suatu hal ataupun objek, di mana pandangan ini
tentunya dipengaruhi oleh berbagai hal baik yang berasal dari dalam ataupun
luar diri seseorang.
Pesan-pesan yang muncul dan dipersepsi dapat berarti pesan yang tersurat maupun tersirat. Menurut Ruch (1967, p. 300), persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjuk indrawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang struktural dan bermakna pada suatu situasi tertentu.
Menurut
Mc Quail (Fitriyani, 2011, p. 36) bahwa tanggapan adalah suatu proses dimana
individu berubah atau menolak perubahan sebagai tanggapan terhadap pesan yang
dirancang untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku. Tanggapan adalah
hasil yang ingin dicapai dari sebuah proses komunikasi. Dalam proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, umpan balik akan terjadi
dalam bentuk tanggapan sebagai akibat dari stimulus yang ditransmisikan. Hal
ini, akan mempermudah proses pemahaman jika tanggapan yang muncul memiliki
kesamaan kerangka berfikir yaitu kesamaan pengalaman dan pengetahuan yaitu
pengetahuan antara komunikator dan komunikan.
Jika
umpan balik secara verbal adalah tanggapan komunikan yang dinyatakan dengan kata-kata,
baik secara singkat maupun secara panjang lebar. Sedangkan umpan balik secara
nonverbal adalah tanggapan yang dinyatakan bukan dengan kata-kata melainkan
dengan bahasa tubuh. Namun, sebuah persepsi tidak akan muncul, jika alat indera
manusia tidak diberi rangsangan terlebih dahulu. Seringkali manusia diberikan
rangsangan yang sama namun tanggapannya berbeda-beda. Hal ini dikarenakan tak
ada satu pun manusia di dunia yang persi ssama dengan manusia lain, baik itu
dari segi kemampuan alat indera, ataupun dari pengalaman sosial yang didapat
dari lingkungan. Setiap individu memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap
suatu hal ataupun objek.
E. Faktor-faktor Pembentuk Persepsi
Jalaluddin
Rakhmat (2011, p. 54) membagikan faktor-faktor pembentuk persepsi ke dalam dua
bagian yaitu:
- Faktor-faktor
fungsional
Faktor fungsional berasal dari
kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang disebut
sebagai faktor-faktor personal. Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi
bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa obyek-obyek yang
mendapat tekanan dalam persepsi biasanya obyek-obyek yang memenuhi tujuan
individu yang melakukan persepsi.
- Faktor-faktor
struktural
Faktor-faktor struktural yang
menentukan persepsi berasal dari luar individu, seperrti lingkungan, budaya,
hukum yang berlaku, nilai-nilai dalam masyarakat sangat berpengaruh terhadap
seseorang dalam mempersepsikan sesuatu.
Berdasarkan faktor-faktor yang dikemukakan oleh Rakhmat tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor fungsional adalah faktor in ternal yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, seperti: pengalaman, motivasi, perhatian dan sebagainya. Sementara itu faktor struktural adalah faktor eksternal yang berasal dari luar diri individu tersebut, seperti: lingkungan, pengaruh individu lainnya, dan sebagainya. Sementara itu Robins (Simbolon,2008:55) menguraikan faktorfaktor yang mempengaruhi dalam menafsirkan pesan-pesan indera menjadi suatu persepsi, ke dalam gambar berikut, yaitu:
Gambar
1
Faktor-faktor
pembentuk persepsi
Sumber:
Robins (Simbolon, 2008, p. 56)
Berdasarkan tabel
tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pelaku Persepsi
Pelaku
persepsi, dalam hal ini merupakan faktor pembentukan persepsi yang berasal dari
dalam diri individu itu sendiri. Bila individu memandang pada suatu target dan
mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya. Hal tersebut tentunya berkaitan dengan
masa lalu, keinginan/ motivasi, kepribadian, dan pengharapan serta sikap yang
dapat mempengaruhi proses persepsi. Khususnya untuk pengalaman sendiri,
tentunya tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat
mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam
pengertian luas.
b.
Target
Karateristik-karateristik
dalam target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Waktu
adalah di mana suatu obyek atau peristiwa seseorang dilihat dapat mempengaruhi
perhatian, seperti lokasi, cahaya dan panas. Berkaitan dengan karakteristik
dari persepsi seseorang, tujuan maupun peristiwa yang mencakup perbedaan
individu, intensitas seseorang, pemisahan latar belakang individu, ukuran,
gerakan dan sebagainya yang merupakan sesuatu yang penting dalam persepsi.
c.
Situasi
Unsur-unsur
dalam lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi seseorang berkaitan dengan
keseimbangan jasmaniah/ diri pribadi, sosial dan organisasi. Karena target
tidak dipandang dalam keadaan terpencil, hubungan suatu target dengan latar
belakangnya mempengaruhi persepsi, seperti kecenderungan seseorang untuk
mengelompokan benda-benda yang berdekatan dan mirip.
F. Perkembangan Teknologi Komunikasi
Kata
teknologi jika dilihat dari asal-usulnya berasal dari kata “textere” yang
berarti to weave (menenun) atau to construct (membangun). Menenun dan membangun
mempunyai makna, yakni menyatukan yang berserakan untuk dijadikan satu dengan
fungsi baru (Nurudin, 2017: 6). Sebagai contoh, bila diperhatikan seorang kuli
bangunan gedung. Kuli tersebut menyusun unsur-unsur untuk membangun. Unsur
tersebut seperti batu bata, semen, dilengkapi
satu dengan fungsi baru.
Kemudian,
sedikit demi sedikit tersusun menjadi bangunan dengan beragam fungsi tergantung
rencana pembangunan. Jika yang dibangun adalah rumah, berfungsi untuk keamanan
serta untuk melindungi keluarga, apabila bangunan sekolah dipakai untuk
pembelajaran, dan sebagainya. Unsur-unsur bangunan yang disusun itu telah
berubah menjadi fungsi baru dan lebih bermanfaat bagi banyak orang. Dengan
begitu, tidak jauh berbeda dengan pekerjaan menenun. Maka, yang dikenal dengan
teknologi adalah kumpulan perangkat atau unsur-unsur.
Menurut
Yusup (1995: 9), informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau
bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat. Tidak mudah untuk mendefinisikan
konsep informasi karena istilah satu ini mempunyai bermacam aspek, ciri, dan
manfaat yang satu dengan lainnya terkadang sangat berbeda. Informasi bisa jadi
hanya berupa kesan pikiran seseorang atau mungkin juga berupa data yang
tersusun rapi dan telah terolah.
Teknologi
komunikasi merupakan salah satu penerapan ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Teknologi komunikasi diciptakan untuk
membantu manusia agar lebih mudah untuk berkomunikasi dalam hal memenuhi
kebutuhan informasinya. Menurut Rogers, teknologi komunikasi sebagai “alat
perangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan
untuk mengumpulkan, memproses dan mempertukarkan informasi dengan orang lain”
(Lubis, 2005: 42).
Teknologi informasi dewasa ini menjadi hal yang sangat penting karena sudah banyak organisasi yang menerapkan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan organisasi. Penerapan teknologi informasi pada tiap perusahaan atau organisasi tentunya memiliki tujuan yang berbeda karena penerapan TI pada suatu organisasi adalah untuk mendukung kepentingan usahanya.Adapun yang menjadi tujuan dari adanya teknologi informasi menurut Sutarman (2009: 17), “untuk memecahkan masalah, membuka kreativitas, dan meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam melakukan pekerjaan”.
Sedangkan
fungsi teknologi informasi menurut Sutarman (2009: 18) ada enam fungsi, yaitu:
1.
Menangkap (Capture)
2.
Mengolah (Processing). Mengkompilasikan catatan rinci dari aktivitas, misalnya
menerima input dari keyboard, scanner, mic dan sebagainya. Mengolah/memproses
data masukan yang diterima untuk menjadi informasi. Pengolahan/pemrosesan data
dapat berupa konversi (pengubahan data kebentuk lain), analisis (analisis
kondisi), perhitungan (kalkulasi), sintesis (penggabungan) segala bentuk data
dan informasi.
a.
Data processing, memproses dan mengolah data menjadi suatu informasi.
b.
Information processing, suatu aktivitas komputer yang memproses dan mengolah
suatu tipe/bentuk dari informasi dan mengubahnya menjadi tipe/bentuk yang lain
dari informasi.
c.
Multimedia system, suatu system komputer yang dapat memproses berbagai
tipe/bentuk dari informasi secara bersamaan (simultan).
3.
Menghasilkan (Generating). Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke
dalam bentuk yang berguna. Misalnya: laporan, tabel, grafik dan sebagainya.
4.
Menyimpan (Storage). Merekam atau menyimpan dan informasi dalam suatu media
yang dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Misalnya disimpan ke harddisk,
tape, disket, compact disc (CD) dan sebagainya.
5.
Mencari kembali (Retrieval). Menelusuri, mendapatkan kembali informasi atau
menyalin (copy) data dan informasi yang sudah tersimpan, misalnya mencari
supplier yang sudah lunas dan sebagainya.
6.
Transmisi (Transmission). Mengirimkan data dan informasi dari suatu lokasi ke lokasi
lain melalui jaringan komputer. Misalnya mengirimkan data penjualan dari user A
ke user lainnya dan sebagainya.
Menurut
M. Rogers (2017:12), teknologi komunikasi berarti peralatan perangkat keras,
struktur-struktur organisasional dan nilai sosial dengan mana individu-individu
mengumpulkan, mengolah, dan saling bertukar informasi dengan individu lain.
Sementara itu, teknologi informasi berarti semua hal yang mencakup
sistem-sistem komunikasi, seperti satelit siaran langsung, kabel interaktif dua
arah, penyiaran bertenaga rendah, komputer, dan televisi. Cakupan perkembangan
teknologi komunikasi bahwa teknologi komunikasi mempunyai cakupan yang luas
daripada teknologi informasi yang lebih sempit. Teknologi omunikasi mempunyai
cakupan software dan hardware sedangkan cakupan teknologi informasi adalah
hardware.
Dari
penjelasan diatas, bisa disimpulkan bahwa teknologi komunikasi itu mempunyai
cakupan arti lebih luas, yakni mencaku perangkat keras (ardware) dan perangkat
lunak (software). Sementara itu, teknologi informasi mencakup makna yang lebih
sempit, yakni perangkat kerasnya saja.
G. Kualitas Layanan
Kualitas layanan merupakan salah satu indikator yang paling penting untuk mengukur sukses atau tidaknya suatu usaha terutama yang bergerak dibidang layanan jasa. Apabila konsumen telah merasa puas sengan suatu layanan perusahaan maka dapat dikatakan kualitas layanannya berada dalam kategori yang baik. Apabila kualitas layanan suatu perusahaan dinilai baik maka konsumenpun akan merasa puas dan menjadikan mereka loyal terhadap perusahaan, sehingga akan berdampak kepada untung yang akan diperoleh oleh suatu perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan harus selalu memantau dan mendidik pegawai dalam memberikan kualitas pelayanan yang baik bagi para konsumennya.
Kata
kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi dari yang
konvesional sampai yang lebih strategik. Definisi konvesional dari kualitas
biasanya menggambarkan karateristik langsung dari suatu produk seperti:
performansi (perfomance), keandalan (reliability), mudah dalam penggunaan (easy
of use), estetika (esthetics), dan sebagainya (Gaspersz, 2002). Juran
mendefinisikan kualitas sebagai kecocokan pemakaian (fitnes for us). Definisi
ini menekankan pada pemenuhan harapan konsumen. Sementara itu Philip B. Crosby
mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian individual terhadap persyaratan atau
tuntutan (Tjiptono, 2003:11). Pada dasarnya kualitas mengarah pada pengertian
pokok berikut:
1. Kualitas
terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun
attraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan
kepuasan atas penggunaan produk tersebut.
2. Kualitas
terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau
kerusakan.(Gaspersz, 2002) Berikutnya menurut Tangkilisan (2005: 219)
indikatorkualitas pelayanan yaitu :
1. Kenampakan
fisik (Tangible) mencakup fasilitas operasional yang diberikan apakah telah
sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas.
2. Reliabilitas
(Reliability) mencakup sejauh mana informasi yang diberikan kepada klien tepat
dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Responsivitas
(Responsiveness) yakni daya tanggap provider atau penyedia layanan dalam
menanggapi komplain klien.
4. Kompetensi
(Competence) meliputi bagaimana kemampuan petugas dalam melayani klien, apakah
ada pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pegawai sesuai perkembangan tugas.
5. Kesopanan
(Courtesy) yaitu sikap petugas dalam memberikan pelayanan kepada klien.
6. Kredibilitas
(Credibility) meliputi reputasi kantor, biaya yang dibayarkan, dan keberadaan
petugas selama jam kerja.
7. Keamanan
(Security) apakah ada jaminan keamanan terhadap klien dalam mekanisme tersebut.
8. Akses (Akses)
meliputi kemudahan informasi, murah dan mudah menghubungi petugas, kemudahan
mencapai lokasi kantor, kemudahan dalam prosedur.
9. Komunikasi
(Communication) meliputi bagaimana petugas menjelaskan prosedur, apakah klien
segera mendapatkan respons jika terjadi kesalahan, apakah komplain dijawab
dengan segera, apakah ada feedback.
10. Pengertian (Understanding the customer) meliputi pertanggungjawaban terhadap publik, mekanisme pertanggungjawaban kepada publik, apa saja yang dipertanggungjawaban kepada publik, bagaimana keterlibatan kelompok kepentingan lainnya dalam pengambilan keputusan.
H. GO-JEK
GO-JEK
adalah sebuah perusahaan yang berasal dari Indonesia dan merupakan perusahaan
ojek online pertama di Indonesia serta perusahaan teknologi berjiwa sosial yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal
di Indonesia. GO-JEK bermula di tahun 2010 sebagai perusahaan transportasi roda
dua melalui panggilan telepon, GO-JEK kini telah tumbuh menjadi on-demand
mobile platform dan aplikasi terdepan yang menyediakan berbagai layanan lengkap
mulai dari transportasi roda dua (GO-RIDE) hingga roda empat (GO-CAR),
logistik, pembayaran, layan-antar makanan, dan berbagai layanan on-demand
lainnnya.
Pendiri
GO-JEK Nadiem Makarim yang sekaligus menjadi CEO PT GO-JEK Indonesia merupakan
seseorang yang cukup setia menggunakan jasa ojek. Awalnya Nadiem melihat
keadaan yang terlihat di pangkalan ojek. Ketika itu terlihat bahwa untuk
mendapatkan penumpang, pengemudi ojek harus bergiliran membawa penumpang dengan
pengemudi lainnya.
Waktu
tidak produktif yang begitu besar menjadi permasalahan utama pengemudi ojek.
Terjadi pemborosan waktu dengan pekerjaan mangkal dan menunggu penumpang dalam
kurun waktu yang cukup lama. Disisi lain, penumpang ojek juga merasa malas
untuk menunggu ojek yang lewat didepannya ataupun berjalan mencari pangkalan
ojek terdekat.
Melihat
kejadian tersebut, Nadiem memperoleh ide untuk membuat sebuah inovasi antara
pengendara ojek dengan pengguna ojek. Solusi yang dibuat oleh Nadiem yakni
melalui ponsel. Pada tahun 2011 awal perintisannya, Nadiem masih menggunakan
sistem yang sangat sederhana yaitu melalui telepon atau sms untuk menghubungkan
antara pengemudi ojek dengan calon penumpang.
Kegiatan
GO-JEK bertumpu pada 3 nilai pokok yakni kecepatan, inovasi, dan dampak sosial.
Pilar yang pertama bahwa GO-JEK melayani dengan cepat, dan terus belajar serta
berkembang dari pengalaman, lalu pilar yang kedua bahwa GO-JEK terus menawarkan
teknologi baru untuk mempermudah hidup para penggunanya, dan pilar ketiga bahwa
GO-JEK memberikan dampak positif sosial sebesar-besarnya untuk masyarakat
Indonesia.
Keberadaan
GO-JEK diawali dengan memberitahu kepada semua orang bahwa GO-JEK adalah
startup asli Indonesia dengan misi sosial. GO-JEK ingin meningkatkan
kesejahteraan sosial dengan menciptakan efisiensi pasar. Melalui teknologi
GO-JEK berusaha menyebarkan dampak sosial yaitu kehidupan yang lebih baik untuk
driver dan keluarganya dengan meningkatkan jumlah penghasilan mereka.
Kota-kota
besar yang memiliki tingkat lalu lintas padat seperti Jakarta dan kota lainnya
sangat memerlukan layanan utama transportasi Online GO-JEK. GO-JEK menawarkan
manfaat besar baik untuk para pelanggan dan penyedia jasa. Para driver GO-JEK
mengatakan bahwa pendapatan mereka meningkat semenjak bergabung sebagai mitra
dengan mendapatkan akses ke lebih banyak pelanggan melalui aplikasi GO-JEK.
Para driver juga mendapatkan santunan kesehatan dan kecelakaan, akses kepada
lembaga keuangan dan asuransi, cicilan otomatis yang terjangkau, serta berbagai
fasilitas yang lain.
GO-JEK telah mempunyai lebih dari 200 ribu drivers yang tergabung sebagai mitra dan beroperasi di 50 kota di Indonesia, seperti Medan, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Makassar, Malang, Palembang, Manado, Semarang, Solo, Balikpapan, Madiun, Cilacap, Purwokerto, Samarinda, Garut, Batam, Sidoarjo, Gresik, Pekanbaru, Jambi, Sukabumi, Bandar Lampung, Padang, Magelang, Pontianak, Banjarmasin, Tasikmalaya, Mataram, Kediri, Probolinggo, Pekalongan, Karawang, Cirebon, Serang, Jember, Belitung, Sumedang, Salatiga, Madura, Pasuruan, Tegal, Banda Aceh, Mojokerto, Purwakarta, Banyuwangi, Pematang Siantar, dan Bukittinggi serta pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun mendatang (www.go-jek.com).
Saat
ini Nadiem telah menunjukkan hasil yang sangat bagus, Inovasi transportasi
online yang dibuat oleh Nadiem mendapat respon yang positif dan sangat besar
dari masyarakat, banyak dari masyarakat yang memilih menjadi mitra GO-JEK
sehingga ini menjadi salah satu sumber peningkatan yang drastis dengan adanya
aplikasi berbasiskan Android. Model bisnis yang diterapkan GO-JEK adalah sistem
bagi hasil dengan pemerolehan 80% untuk pengendara ojek dan 20% untuk Go-Jek.
Nadiem mempunyai harapan bahwa perusahaan PT. GO-JEK Indonesia miliknya dapat
membantu serta melayani seluruh masyarakat Indonesia dimanapun mereka berada.
Produk
layanan GO-JEK yang terdapat dalam Mobile App GO-JEK dibagi menjadi tiga menu
besar yakni GO-JEK, GO-LIFE dan GO-PAY. Menu GO-JEK yang memiliki beberapa
bagian lagi dintaranya GO-RIDE (layanan transportasi menggunakan sepeda motor),
jasa ini merupakan jasa transportasi online roda dua yang sering digunakan
konsumen untuk menjemput tanpa harus ke pangkalan ojek dan mengantarkannya
dengan cepat ke lokasi tujuan.
GO-CAR
(layanan transportasi menggunakan mobil), jasa ini merupakan jasa transportasi
online roda empat yang digunakan konsumen secara beramai dengan kapasitas dua
hingga enam orang dan sistem antar jemput konsumen sesuai dengan keinganan
konsumen pada pesanan di aplikasi. GO-FOOD (jasa antar makanan), jasa ini
merupakan jasa khusus yang membantu konsumen memesan makanan dan minuman yang
diinginkan tanpa harus mendatangi lokasi kuliner ataupun keluar rumah.
GO-SEND
(jasa pengiriman barang), jasa ini melayani konsumen yang ingin mengirimkan
barang diinginkan hanya melalui driver sebagai penjemput dan pengantar barang
maupun dokumen secara cepat dihari yang sama ke lokasi tujuan yang diinginkan. GO-BOX
(jasa pengantar barang dalam jumlah besar), jasa ini memberikan mobil
pengangkut yang dikendarai langsung oleh driver dan siap mengantar barang dalam
jumlah besar dengan cepat.
GO-TIX
(layanan pemesanan tiket bioskop), layanan ini memudahkan konsumen untuk
membeli tiket bioskop dengan nomor tempat duduk dan lokasi yang diinginkan
tanpa harus mengantri. GO-MED (layanan pembelian obat), layanan ini menghubungkan
pengguna dengan lebih dari 1000 apotek di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya
sehingga pesanan akan dikirimkan ketempat lokasi yang diinginkan konsumen dalam
kurun waktu sejam.
GO-DEALS (layanan penawaran promo), layanan ini memberikan berbagai promo terbaik dengan berbagai pilihan voucher yang susah didapat di tempat lain. GO-FOOD Festival (layanan petunjuk lokasi kuliner nikmat dalam satu tempat), layanan ini memberi tahu lokasi kuliner yang lengkap dalam satu tempat dan memberitahu aktivitas-aktivitas seru yang telah berlangsung pada GO-FOOD Festival di seluruh Indonesia.
Kedua,
Menu GO-PAY juga memiliki beberapa bagian diantaranya GO-PAY (layanan
penyimpanan saldo), layanan ini digunakan konsumen untuk menyimpan saldo dalam
bentuk uang elektronik yang bisa digunakan untuk bertransaksi GO-JEK. Go-Points
(layanan poin), layanan ini merupakan program loyalty khusus pengguna GO-PAY
dengan cara memainkan token dari setiap transaksi GO-PAY konsumen lalu
mengumpulkan poin agar medapatkan berbagai reward menarik.
GO-PULSA
(layanan isi pulsa), layanan ini membantu konsumen membeli pulsa dengan cepat
secara mandiri di akun GO-JEK dan Saldo GO-PAY akan langsung terpotong.
GO-BILLS (layanan bayar tagihan), layanan ini digunakan oleh konsumen untuk
membayar biaya tagihan seperti listrik, air, dll, tanpa antri, tanpa kelupaan,
dan tanpa kena denda.
Ketiga,
Menu GO-LIFE memiliki beberapa bagian diantaranya GO-MESSAGE (layanan pijat dan
spa), layanan ini tersedia bagi konsumen yang ingin spa dan pijat tanpa harus keluar
rumah, terapis akan mendatangi langsung ke tempat yang konsumen inginkan dengan
pelayanan dari terapis yang sangat berpengalaman dan terlatih.
GO-CLEAN
(layanan untuk membersihkan rumah), layanan ini membantu konsumen untuk
membersihkan ruangan dan berbagai macam benda yang ingin dibersihkan. GO-GLAM
(layanan ahli kecantikan), layanan ini membantu konsumen menata rambut,
make-up, dan berbagai macam kecantikan lainnya. GO-AUTO (layanan perawatan
kendaraan), layanan ini memberikan perawatan cuci, servis, dan layanan darurat
untuk kendaraan konsumen kapanpun dan dimanapun.
Seluruh
menu yang ditampilkan pada aplikasi GO-JEK memiliki beragam tawaran menarik
yang membuat konsumen senang menggunakannya. Layanan dengan jumlah yang sangat
banyak semakin mempermudah dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan yang
diinginkan terutama ketika konsumen dihadapkan pada situasi yang mendesak.
Hanya melalui aplikasi yang diklik pada ponsel pintar, konsumen bisa memperoleh
berbagai keuntungan secara efisien.
Banyak
hal yang membuat konsumen setia dalam menggunakan layanan GO-JEK seperti
aplikasinya yang mudah serta layanan yang dinilai bagus oleh beberapa konsumen,
namun tentunya juga terdapat beberapa konsumen yang tidak puas dengan layanan
GO-JEK seperti pelayanan yang kurang baik salah satunya driver yang dinilai
kurang sopan, pelayanan yang kurang baik, sempat terdengar dibeberapa media
sosial facebook, twitter, instagram, dan lain sebagainya. Persepsi antara
konsumen yang satu dengan yang lainnya tentunya berbeda-beda, hal ini sesuai
dengan pengalaman yang mereka peroleh setelah menggunakan layanan GO-JEK
tersebut.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode studi
deskriptif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012, p. 7).
Metode
penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan sekaligus menjawab
permasalahan yang terjadi pada masa sekarang. Dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis atau pengolahan data,
membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran
tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi (Mohammad Ali,
1982: p. 120).
Menurut Bungin, Penggunaan deskriptif kuantitatif ini diselaraskan dengan variabel penelitian yang memusatkan pada masalah-masalah aktual dan fenomena yang sedang terjadi pada saat sekarang dengan bentuk hasil penelitian berupa angka-angka memiliki makna. Penelitian ini menggunakan metode Studi Deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksud hanya untuk menggambarkan, menjelaskan atau meringkaskan berbagai kondisi, situasi, fenomena, atau berbagai variabel penelitian menurut kejadian sebagai mana adanya (2005, p. 44).
Nasution
(2003, p. 61) mengemukakan ciri-ciri studi deskriptif sebagai berikut:
a. Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah
yang ada pada masa sekarang atau masalah-masalah yang aktual.
b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan
dan kemudian dianalisa, oleh karena itu metode ini sering disebut metode
analisa.
Menurut
Sugiono (2015, p. 34), Metode Kuantitatif digunakan apabila:
a. Apabila masalah yang merupakan titik tolak penelitian
sudah jelas. Masalah adalah penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang
terjadi, antara aturan dengan
pelaksanaan, antara teori dan praktek, dan antara rencana dengan pelaksanaan.
b. Apabila peneliti ingin mendapatkan informasi yang
luas dari suatu populasi. Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk
mendapatkan informasi yang luas tetapi tidak mendalam.
c. Apabila ingin mengetahui pengaruh perlakuan/treatment
tertentu terhadap yang lain. Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling
cocok digunakan.
d. Apabila peneliti bermaksud menguji hipotesis
penelitian.
e. Apabila peneliti ingin mendapatkan data yang
akurat.
f. Apabila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan
tentang validitas pengetahuan, teori, dan produk tertentu.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di lingkungan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara. Pelaksanaan observasi
dan penyebaran angket di kawasan Ilmu Komunikasi FIS UIN Sumatera Utara.
Penelitian ini berlangsung dengan kurun waktu 2 bulan yaitu Januari hingga
Februari 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2017
atau semester IV Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara yang
masih tercatat aktif sebagai mahasiswa S-1 hingga tahun ajaran 2018/2019.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi
penelitian merupakan keseluruhan (universal) dari objek penelitian yang dapat
berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap
hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data
penelitian (Bungin, 2005, p. 109). Sedangkan menurut Sugiyono, populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005, p. 90).
Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2017 atau semester IV Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara. Adapun yang menjadi
pertimbangan peneliti dalam memilih populasi tersebut karena pada umumnya
mahasiswa angkatan 2017 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara
masih aktif mengikuti perkuliahan dan intensitas mereka berada di lingkungan
kampus lebih besar daripada angkatan setelahnya yakni angkatan 2016 atau
semester VI dan 2015 atau semester VIII.
Mahasiswa
angkatan 2017 Ilmu Komunikasi masih aktif mengikuti perkuliahan dengan jumlah 8
kelas yang bila dibandingkan dengan angkatan 2016 dan 2015 jauh lebih banyak.
Namun, pada angkatan 2018 atau semester II tidak dijadikan populasi meski
mereka juga memiliki jumlah 8 kelas sama halnya dengan angkatan 2017. Peneliti
melihat bahwa jadwal kuliah angkatan 2018 selalu pagi sehingga jadwal ini
tampak tidak bervariasi dan dikhawatirkan dapat mengganggu kelancaran dari
penelitian.
Hal lain yang menjadi pertimbangan peneliti bahwa angkatan 2015 sudah tidak memiliki jadwal perkuliahan. Peneliti melihat bahwa mahasiswa angkatan 2017 lebih efektif dijadikan populasi karena intensitas mereka berada di kampus cukup sering dan jadwal yang bervariasi yaitu pagi dan siang akan memudahkan peneliti untuk bertemu dan berinteraksi dengan mereka sehingga ini akan memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian kedepannya.
Tabel 1.2
Populasi Mahasiswa Ilmu Komunikasi FIS UIN
Sumatera Utara Angkatan 2017
No. |
Kelas |
Jumlah |
|
1. |
Ilmu
Komunikasi-1 |
43 |
|
2. |
Ilmu
Komunikasi-2 |
35 |
|
3. |
Ilmu
Komunikasi-3 |
42 |
|
4. |
Ilmu
Komunikasi-4 |
36 |
|
5. |
Ilmu
Komunikasi-5 |
37 |
|
6. |
Ilmu
Komunikasi-6 |
36 |
|
7. |
Ilmu
Komunikasi-7 |
35 |
|
8. |
Ilmu
Komunikasi-8 |
40 |
|
Total Populasi |
304 |
||
Sumber: Data Kepegawaian Jurusan Ilmu
Komunikasi
2. Sampel Penelitian
Sampel
adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang
digunakan untuk penelitian (Sujarweni, 2014, p. 65). Secara sederhana, sampel dapat
diartikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari populasi yang
diambil dengan cara-cara tertentu (Nawawi, 2004, p. 144). Berdasarkan data yang
diperoleh, untuk menentukan jumlah sampel yang akan digunakan maka peneliti
menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%.
Rumusnya yaitu:
n
= N
N (d2) + 1
Keterangan:
N
: jumlah populasi
n : sampel
d2
: presisi (digunakan 10% atau 0,1)
Berdasarkan
data yang diperoleh, maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak:
n = N
N (d2) + 1
n = 304
304 (0,12) + 1
n
= 304
4,04
n
= 75,24
n = 75 orang
Hasil
dari pengolahan data populasi diatas dapat di simpulkan bahwa untuk jumlah
sampel mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara
angkatan 2017 pada penelitian ini adalah sejumlah 75 orang.
3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik
sampel ini ialah memasukkan sampel dengan memasukkan orang yang memilki
karakteristik sosial tertentu. Ia mengambil unsur yang ia temukan dan mengisi
sampelnya dengan unsur tersebut (Black, 2009, p. 267). Menurut Sugiyono (2005,
p. 90), Non probability sampling adalah teknik yang digunakan untuk pengambilan
sampel yang tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap anggota
populasi atau setiap unsur untuk dipilih menjadi sebuah sampel. Dalam
penelitian ini peneliti memilih teknik penarikan sampel menggunakan sampling
non probability yaitu dengan accidental sampling. Sampling aksidental adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
D. Tahap-tahap Penelitian
Dalam pengumpulan data peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian, tahapan tersebut yaitu:
- Penelitian
Lapangan
Kegiatan penelitian dilakukan di
kawasan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Univeritas Islam Negeri Sumatera
Utara. Dalam hal ini peneliti memilih mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2017
sebagai responden. Untuk menghimpun data hasil penelitian, peneliti menggunakan
kuesioner. Pertanyaan di dalam kuesioner disusun secara lebih sistematis. Model
pertanyaan yang digunakan peneliti untuk melihat persepsi Mahasiswa Universitas
Sumatera Utara mengenai pelayan Grab di kota Medan adalah dengan “proctetive
questioner”. Proctetive questioner adalah suatu model pertanyaan dengan
mengajukan pilihan jawaban kepada responden. Peneliti juga memberikan
pertanyaan terbuka yang bertujuan untuk mengetahui saran dari responden.
- Penelitian
Kepustakaan
Dalam tahap ini, peneliti melakukan
studi kepustakaan guna mengumpulkan berbagai data dan literatur baik itu buku,
jurnal, dan internet yang kesemuanya harus relevan dan berkaitan dengan masalah
di dalam penelitian.
- Pengumpulan
Data
Dalam tahap ini peneliti melakukan
penyebaran kuesioner pada tanggal 01 Februari sampai dengan 28 Februari 2019. Ketika
responden mengisi kuesioner, peneliti akan mendampingi responden tersebut dan
memberikan keterangan seperlunya mengenai kuesioner sehingga selama proses
pengisian kuesioner responden tidak mengalami kesulitan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian
kuantitatif menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data pada pengumpul data dan sumber
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul
data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2009, p. 225).
Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
- Teknik
pengumpulan data primer
Teknik pengumpulan data primer
merupakan merupakan pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian
langsung ke lokasi penelitian ke lokasi penelitian (field research) untuk
mencari data lengkap yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik
pengumpulan data ini dilakukan dengan cara:
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan kuantitatif. Kuesoner yaitu merupakan sekumpulan pertanyaan tertulis yang nantinya akan diberikan dan diisi oleh koresponden atau sampel. Kuesioner sering juga disebut dengan angket. Adapun kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Di mana peneliti telah membatasi jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
b. Observasi
Observasi merupakan kemampuan seseorang
untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta
dibantu dengan pancaindera lainnya (Bungin, 2008 : 115). Sedangkan menurut
Kriyantono (2006: 108), observasi nonpartisipan merupakan metode partisipasi
tanpa ikut peran serta dalam melakukan aktivitas seperti yang dilakukan subjek
penelitian, baik kehadirannya diketahui atau tidak.
- Teknik
Pengumpulan Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder
adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang
diperlukan untuk mendukung data primer. Adapun pengumpulan data sekunder yang
dilakukan adalah:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian
Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
menghimpun data yang diperoleh dari kajian literature serta bacaan yang relevan
dengan masalah penelitian.
b. Studi Kontemporer
Melakukan
pengumpulan data dengan menelaah catatan tertulis atau arsip yang berhubungan
dengan topik penelitian pada lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang
berhubungan dengan objek penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Analisis
data adalah proses penyederhanaan kedalam bentuk yang lebih mudah
dipresentasikan. Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih
milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mendeteksinyaa, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan
memutuskan apa yang diceritakan orang lain (Singarimbun, 2006, p. 263). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan Analisis Tabel Tunggal.
Analisis
Tabel Tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan
variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang
terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori
(Singarimbun, 2006, p. 266).
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
- Validitas
Reabilitas
Reabilitas dan validitas merupakan isu sentral dalam hal penelitian. Reabilitas dan validitas ingin didapatkan untuk membangun kredibilitas, kebenaran, dan penemuan atas penelitian yang dapat dipercaya. Jika reabilitas dan validitas tidak diketahui maka akibatnya menjadi fatal dalam memberikan kesimpulan ataupun dalam memberikan alasan terhadap hubungan-hubungan antar variabel. Bahkan secara luas, reabilitas dan validitas mencakup mutu seluruh proses pengumpulan data sejak konsep disiapkan sampai kepada data siap untuk dianalisa.
- Validitas
Uji validitas bertujuan untuk
mengukur apa yang ingin diukur atau alat ukur yang digunakan sebagai sasaran.
Menurut Sugiyono (2016, p, 352) menyatakan bahwa “Validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian dengan
data yang dapat dilaporkan oleh
peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak
berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang
sesungguhnya terjadi dengan objek penelitian.”
- Reabilitas
Uji reabilitas pada dasarnya
merupakan alat pengujian untuk menunjukkan sejauh mana konsistensi hasil
pengukuran hasil pengukuran apabila penelitian yang sama diulang dua kali atau
lebih. Reabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya atau berkaitan erat
dengan keterandalan suatu indikator. (Rakhmat, 2011, p, 17) dengan kata lain,
informasi yang ditunjukkan oleh indikator tidak berubah-ubah karena karakter
indikator itu sendiri. Karenanya hasil uji reabilitas bisa dikatakan sebagai
indeks keterandalan suatu alat ukur.
H. Kajian
Terdahulu
1. Josua DVP Panjaitan, (2016)
Persepsi mahasiswa Mengenai GO-JEK (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang
Persepsi Mengenai Layanan GO-JEK di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera
Utara). Berdasarkan hasil penelitian yang telah diteliti oleh Peneliti
terdahulu tersebut memiliki simpulan dari penelitian bahwa Mahasiswa USU telah
mempersepsikan GO-JEK khususnya dalam hal layanan transportasi GO-RIDE sebagai
ojek online yang bagus, baik dan kredibel. Hal ini bisa dilihat dari responden
yang menyatakan motor yang digunakan GO-JEK bagus, tanggapan pihak GO-JEK yang
bagus dalam menangani pelanggan, Go-JEK yang mapu bersaing dengan ojek online
lainnya, driver GO-JEK yang mengantarkan mereka memiliki sikap yang baik,
reputasi GO-JEK yang bagus, rasa aman yang diperoleh pada saat menggunakan
GO-JEK dan biaya yang sesuai serta driver GO-JEK yang bertanggung jawab
terhadap keselamatan pelanggannya. Walupun begitu, dalam hal waktu masih agak
lama bagi driver untuk menemukan driver yang akan mengantar mereka dari
aplikasi GO-JEK tersebut .
2. Rifaldi,
(2016) Pengaruh Kualitas Pelayanan Transportasi Online GO-JEK Terhadap Kepuasan
Pelanggan Pada Mahasiswa/I Administrasi Niaga Politeknik Negeri Jakarta. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Hasil analisis regresi linear sederhana didapat
persamaan perhitungan sebagai berikut :
Y = 31,786 + 0,672X, dimana Y merupakan kepuasan pelanggan dan X
merupakan kepuasan pelanggan, yang
artinyaapabilapengaruh Kualitas Pelayanan (X) sama dengan nol (tidak ada
perubahan), maka Kepuasan Pelanggan (Y) sebesar 31,786. Nilai 0,672X merupakan koefisien regresi yang
menunjukan bahwa setiap pertambahan satu nilai angka pada kualitas pelayanan,
maka akan ada kenaikan variabel kepuasan pelanggan sebesar 0,672.
3. Ida Farida, (2016) Analisis
Pengaruh Bauran Pemasaran 7p Terhadap Kepuasan Pelanggan Pengguna GO-JEK
Online. Hasil penelitian bahwa penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan
marketing mix 7P meliputi product, price, place, promotion, people, process,
dan physical evidence) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
penumpang Gojek Indonesia. Meskipun demikian, secara parsial hanya product yang
terbukti signifikan mempengaruhi kepuasan konsumen. Implikasi dari temuan ini
adalah pihak perusahaan perlu memperhatikan seluruh elemen bauran pemasaran,
terutama pada elemen produk untuk menciptakan kepuasan konsumen yang lebih
tinggi. Harapan pelanggan yang terpenuhi akan membawa pada kondisi emosional
pelanggan kearah kepuasan, dan sebaliknya bila harapan pelanggan tidak terpenuhi
pelanggan akan merasa tidak puas sehingga bisa melakukan voice action (Kritikan
atau keluhan).
Daftar
Pustaka
Ardianto. Karlinah dan Komala. 2009.
Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
AW Suranto. 2011. Komunikasi
Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu Cangara, Hafied. 2013. Pengantar Ilmu
Komunikasi, cetakan kelima. Jakarta, Penerbit : RajaGrafindo Persada.
Bungin, M. Burhan. 2008.Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media. Group.
Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu,
Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Kriyantono. 2006. Teknis Praktis
Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kotler, Philip, dan Kevin Lane
Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1, edisi Ketiga Belas, Terjemahan Bob
Sabran, MM. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mcquail, Dennis. 2009. Mass
Communication Theory. London: Stage Publication Ltd.
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, Zulkarimen. 2003.
Prinsip-Prinsip Komunikasi Suatu Pengantar.Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Rakhmat, Jalaludin. 1997. Metode
Penelitian Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Sobur,
Alex. 2006. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Jurnal:
Simbolon, Maropen., Jurnal Ekonomi
dan Bisnis: Persepsi dan Kepribadian, Volume 2, Nomor 1.
Internet:
www.gojek.go.id,
diakses pada selasa 09 Januari 2019 pukul 21.00 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/go-jek
diakses pada 13 Januari 2019, 20.00 WIB
http://isjd.pdii.lipi.go.id,
diakses tanggal 10 Januari 2019, pukul 20.00 WIB.
Posting Komentar untuk "Contoh Proposal Skripsi dan Cara Mudah Membuatnya"