Bentuknya Mirip, Apa Beda QRIS dan QR Code?
Baru-baru ini, platform media sosial X diramaikan oleh pembahasan mengenai kasus penipuan yang melibatkan QRIS. Dalam salah satu konten yang viral, pengguna memperingatkan khalayak tentang modus pelaku yang mengganti QRIS dengan QR code palsu, yang kemudian digunakan untuk tujuan lain.
Tanpa disadari, hal ini memicu kebingungan banyak orang, terutama mengenai perbedaan QRIS dan QR code. Sebab, di era digital saat ini, kode-kode semacam itu sudah menjadi keseharian, terutama dalam konteks keamanan transaksi digital.
Lantas, apa sebenarnya perbedaan QRIS dan QR code? Untuk memahami faktor pembeda dan cara membedakannya, simak secara tuntas artikel ini.
Apa Beda QRIS dan QR Code?
Sebelum mendalami tentang perbedaan QRIS dan QR code, kita perlu mengenal masing-masing teknologi ini.
Quick Response Code atau disebut juga QR code adalah kode berbentuk matriks 2D yang digunakan untuk menyimpan informasi. Teknologi ini sudah ada dan digunakan sejak lama di berbagai bidang, baik itu pembayaran, absensi, pemasaran, maupun penunjuk arah ke situs web. QR code bersifat universal dan bisa dipakai untuk berbagai keperluan.
Sementara itu, Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) adalah standar QR code yang dibuat dan dikembangkan oleh Bank Indonesia untuk memfasilitasi pembayaran non-tunai.
Dengan QRIS, semua transaksi pembayaran diharapkan menjadi lebih mudah. Hal ini karena satu QR code dapat dipakai untuk berbagai penyedia jasa pembayaran (payment service provider), seperti mobile banking dan e-wallet.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa, QRIS adalah salah satu implementasi khusus dari QR code yang dirancang untuk sistem pembayaran di Indonesia.
Kode standar berupa QRIS ini berguna untuk memastikan interoperabilitas (kemampuan sistem dan aplikasi untuk bertukar data, informasi, atau layanan secara aman dan otomatis) antar-penyedia jasa pembayaran. Dengan begitu, transaksi menjadi lebih praktis dan efisien bagi pengguna. Namun, kode ini tidak bisa digunakan untuk keperluan lain selain pembayaran.
Jika disimplifikasi, perbedaan QRIS dan QR code bisa dilihat dari segi fitur. QRIS merupakan fitur yang disediakan oleh BI untuk transaksi pembayaran di berbagai penyedia jasa pembayaran. Sementara itu, QR code secara umum memiliki peruntukan yang jauh lebih luas dan beragam. Sebagai misal, QR code dapat dipakai untuk absensi, login aplikasi, atau bahkan menyimpan kontak.
Cara Membedakan QRIS dan QR Code
Lantaran QRIS merupakan salah satu bentuk QR code, tidak heran jika tampilannya mirip. Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk memahami perbedaannya. Sebab, ada beberapa ciri khas yang bisa membantu Anda membedakan keduanya, yakni:
1. Label QRIS pada QR code
QRIS umumnya memunyai label yang jelas. Di QR code yang dipakai dalam transaksi pembayaran di Indonesia biasanya terdapat logo QRIS dan keterangan khusus, seperti "QRIS BI-FAST" atau "QRIS Standar Pembayaran". Jika QR code tidak memiliki label sebagaimana dimaksud, kemungkinan besar itu bukan QRIS.
2. Logo penyedia jasa pembayaran
Di bawah QRIS, biasanya terdapat logo penyedia jasa pembayaran, misalnya OVO, GoPay, DANA, atau bank tertentu. Logo yang tertera di situ menunjukkan bahwa QRIS tersebut mendukung berbagai metode pembayaran.
3. Fungsi spesifik QR code
QRIS hanya bisa dipakai untuk pembayaran, khususnya yang berada di bawah pengawasan BI. Jika Anda diarahkan untuk memasukkan data pribadi, login ke aplikasi tertentu, atau menuju situs yang mencurigakan, kemungkinan besar itu adalah QR code biasa atau palsu.
4. Verifikasi di aplikasi
Saat hendak bertransaksi, pastikan Anda memindai QRIS melalui aplikasi resmi penyedia pembayaran. Setelah itu, aplikasi akan menampilkan nama penjual atau toko atau penerima pembayaran yang sesuai. Jika informasi yang tampil di layar tidak sesuai atau mencurigakan, ada baiknya untuk membatalkan transaksi.
5. Hati-hati dalam bertransaksi
Anda sebaiknya senantiasa waswas saat menggunakan QRIS. Modus penipuan terbaru melibatkan penggantian QRIS asli dengan QR code palsu yang dirancang untuk mengarahkan uang ke rekening pribadi pelaku penipuan. Oleh sebab itu, usahakan untuk memeriksa kembali sebelum melakukan pembayaran, terutama ketika bertransaksi di tempat umum.
Tips Terhindar dari Penipuan Jenis Ini
Agar terhindar dari penipuan yang melibatkan QR code atau QRIS, Anda bisa menerapkan beberapa langkah pencegahan berikut.
1. Periksa label dan informasi QRIS
Sebelum memindai QR code, pastikan Anda melihat label QRIS yang menunjukkan bahwa kode tersebut resmi diperuntukkan bagi transaksi pembayaran. Jangan memindai QR code yang tampak mencurigakan atau tidak memunyai keterangan jelas.
2. Gunakan aplikasi resmi
Usahakan untuk selalu menggunakan aplikasi resmi dari penyedia jasa pembayaran untuk memindai QRIS. Hindari memakai aplikasi pihak ketiga yang tidak tepercaya.
3. Cek nama penerima pembayaran
Setelah selesai memindai QRIS, periksa kembali nama penerima pembayaran yang muncul di aplikasi HP Anda. Jika nama yang tertera tidak sesuai dengan merchant tempat Anda bertransaksi, sebaiknya batalkan pembayaran itu.
4. Hindari QR code yang ditempel ulang
Jika menemukan QR code yang terlihat seperti hasil tempelan di atas kode asli, waspadai kemungkinan penipuan.
Sebagai misal, Anda melihat QRIS yang biasa ditempel di tembok toko pada suatu hari. Kemudian, hari berikutnya, Anda melihat QRIS yang bertumpuk di tembok dan posisi yang sama.
Jika menemukan hal demikian, hindari memindai kode dan segera komunikasikan dengan penjual atau pihak toko. Penipu sering kali menempelkan QR code palsu di atas QRIS resmi untuk mengarahkan pembayaran ke rekening pribadinya.
5. Gunakan fitur keamanan tambahan
Untuk proteksi berlapis, gunakan notifikasi transaksi di aplikasi pembayaran Anda. Dengan fitur ini, Anda dapat langsung memantau aktivitas pembayaran dan segera melaporkan jika ada yang mencurigakan.
Posting Komentar untuk "Bentuknya Mirip, Apa Beda QRIS dan QR Code?"