Kelebihan dan Kekurangan QRIS yang Perlu Masyarakat Tahu
QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) merupakan salah satu inovasi pembayaran digital di Indonesia yang bertujuan menyatukan kode QR dari penyelenggara jasa sistem pembayaran.
Inisiatif ini dirancang oleh Bank Indonesia untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran serta mendorong masyarakat beralih ke metode transaksi non-tunai. Sebagai bagian dari inovasi keuangan digital, QRIS memunyai berbagai keunggulan yang membuatnya populer.
Di sisi lain, sebagaimana teknologi lainnya, QRIS juga memiliki kekurangan yang perlu diketahui agar masyarakat dapat memanfaatkannya secara bijak.
Artikel berikut akan membahas secara lengkap mengenai kelebihan dan kekurangan QRIS.
Kelebihan QRIS yang Membuatnya Layak Digunakan
QRIS, sebagai salah satu alat pembayaran modern, menawarkan sejumlah kelebihan yang membuatnya menarik bagi pengguna, baik pembeli maupun pelaku usaha. Berikut beberapa hal yang menjadi kelebihan QRIS.
1. Praktis
Kelebihan QRIS yang utama ialah perihal kepraktisannya. Pengguna hanya perlu memindai kode QR yang tersedia melalui aplikasi pembayaran digital di gawai. Dengan begitu, kita tidak perlu membawa uang tunai, menghitung kembalian, atau mengingat nomor rekening. Dengan QRIS, transaksi dapat dilakukan secara cepat dan mudah, bahkan untuk pembelian dalam jumlah kecil.
2. Mempercepat proses pembayaran
Pada dasarnya, QRIS dirancang guna mempercepat transaksi. Dengan bantuan teknologi digital, pengguna bisa menyelesaikan pembayaran hanya dalam hitungan detik. Ini tidak hanya menguntungkan pembeli, tetapi juga pihak toko karena dapat mengurangi antrean panjang di kasir.
3. Universal
Sistem QRIS bersifat universal. Ia mendukung berbagai aplikasi pembayaran yang ada di Indonesia, seperti GoPay, OVO, ShopeePay, dan LinkAja. Dengan Kode QR yang terstandarisasi, pengguna dari berbagai aplikasi tetap bisa bertransaksi di satu merchant. Inklusivitas ini memudahkan semua pihak, terlebih di masa ketika masyarakat memiliki aplikasi pembayaran yang beragam.
4. Meningkatkan keamanan transaksi
Ketimbang membawa uang tunai yang rentan hilang, QRIS menawarkan solusi yang lebih aman. Transaksi yang telah terjadi akan tercatat secara otomatis sehingga mudah dilacak. Di samping itu, konsumen tidak perlu khawatir mengenai uang kembalian palsu atau kehilangan uang di tempat umum.
5. Mendukung UMKM
QRIS memberikan kesempatan besar bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk ikut serta dalam ekosistem digital. Dengan QRIS, pelaku usaha tidak perlu membeli perangkat EDC (mesin yang digunakan untuk menerima pembayaran non-tunai) yang mahal. Mereka cukup mencetak kode QR statis yang bisa dipakai oleh pelanggan saat membayar belanjaan. Dengan begitu, UMKM dapat menjangkau pelanggan yang lebih luas.
Kekurangan QRIS yang Perlu Dicermati
Di balik berbagai kelebihannya, QRIS memunyai beberapa kekurangan yang dapat menjadi tantangan tersendiri bagi pengguna, baik pembeli maupun penjual. Berikut adalah beberapa kelemahan QRIS yang perlu diperhatikan.
1, Rentan menjadi medium kejahatan digital
Seperti halnya teknologi lain, QRIS tidak terlepas dari risiko kejahatan digital. Salah satu modus yang kerap terjadi adalah penggantian kode QR asli dengan yang palsu oleh pihak tidak bertanggung jawab. Saat konsumen memindai kode tersebut, pembayaran justru masuk ke rekening penipu. Guna mengatasi masalah seperti itu, pengguna mesti rutin memverifikasi keaslian kode QR sebelum melakukan transaksi.
2. Biaya transaksi untuk merchant
Meski QRIS bermanfaat, tidak jarang merchant yang mengeluhkan adanya biaya transaksi atau Merchant Discount Rate (MDR). Biayanya sekitar sebesar 0,7 persen untuk transaksi reguler, yang dibebankan kepada penjual itu sendiri. Bagi pelaku usaha kecil dengan keuntungan yang tipis, biaya ini berpotensi menjadi beban tambahan.
3. Bergantung pada akses teknologi dan internet
Inovasi pembayaran digital berupa QRIS sangat bergantung pada perangkat digital dan koneksi internet. Di daerah terpencil, yang infrastruktur internetnya belum dibangun secara merata oleh pemerintah, penggunaan QRIS bisa menjadi kendala.
Di samping itu, jika terjadi gangguan teknis pada aplikasi atau sistem pembayaran, transaksi tidak bisa dilakukan. Hal ini kemudian membuat bisnis terhambat.
4. Edukasi dan adopsi yang belum merata
Kendati QRIS makin dikenal, edukasi ihwal cara kerja dan manfaatnya belum merata di seluruh lapisan masyarakat. Masih banyak pelaku usaha kecil atau konsumen yang merasa asing dengan teknologi ini. Hal ini tentu dapat menghambat adopsi QRIS di daerah tertentu, terutama di kalangan pedagang tradisional.
5. Ketidakmampuan mengakomodasi seluruh jenis transaksi
QRIS memang sangat efisien untuk transaksi kecil dan menengah. Akan tetapi, inovasi pembayaran digital ini kurang cocok untuk transaksi berjumlah besar.
Beberapa aplikasi pembayaran memberlakukan batasan jumlah maksimal transaksi menggunakan QRIS. Ini jelas menjadi salah satu keterbatasan tersendiri jika dibandingkan dengan metode transfer bank atau kartu kredit.
QRIS merupakan salah satu wujud inovasi keuangan digital yang mengubah cara masyarakat bertransaksi. Dengan berbagai kelebihan QRIS, misalnya kepraktisan, kecepatan, dan dukungannya terhadap UMKM, inovasi ini telah menjadi solusi pembayaran digital yang efektif di era modern.
Namun, konsumen juga perlu memahami kelebihan dan kekurangan QRIS agar dapat menggunakannya secara bijak dan sesuai fungsinya. Jika tertarik memahami lebih jauh mengenai inovasi digital berupa QRIS, Anda bisa mengunjungi Manterra untuk mendapatkan informasi mendalam terkait solusi keuangan digital yang dapat diakses oleh masyarakat dan bisnis.
Posting Komentar untuk "Kelebihan dan Kekurangan QRIS yang Perlu Masyarakat Tahu"